Kira-kira sudah hampir dua minggu Resident Evil Village hadir secara resmi di hadapan kita semua. Berbagai review positif berdatangan. Metacritic memberi empat bintang, begitu pula dengan IGN. Lantas, apakah sekuel langsung dari Resident Evil VII ini benar-benar sebagus itu? Kami coba mengulasnya lewat artikel ini.
Kisah soal bapak-bapak ngamuk belum basi
Inti dari Resident Evil Village adalah tentang bapak-bapak ngamuk. Karakter utama kita, Ethan Winters, ingin membalas dendam kematian istrinya sekaligus mencari keberadaan Rosemary yang diculik. Sebagaimana bapak-bapak ngamuk, aksinya membabi buta, melawan siapa pun yang ditemui, meski menyeramkan seperti Lady Dimitrescu.
Muasal cerita demikian bikin game ini tampak lebih kuat ketimbang seri terdahulu. Ini seolah membuktikan bahwa kisah tentang bapak-bapak ngamuk sama sekali belum basi. Sebelumnya, formula ini kita temui di game lain seperti Red Dead Redemption dan The Last of Us hingga beberapa film dan serial semisal John Wick serta Mandalorian.
Menonjol di trailer belum tentu menonjol di gamenya
Lady Dimitrescu langsung jadi buah bibir begitu trailer perdana Resident Evil Village rilis. Semua terpesona dengan kharisma sosok vampir tinggi menjuntai yang jadi salah satu antagonis di game tersebut. Orang-orang mulai membandingkan tingginya dengan karakter besar lain. Lantas, meme-meme bertebaran, beriringan dengan munculnya sederet cosplay.
Walau begitu, popularitas Lady Dimitrescu memudar setelah gamenya resmi rilis. Orang-orang justru lebih banyak membicarakan karakter antagonis lain, yakni Karl Heisenberg. Di game ini ia bertugas sebagai industrialis yang mengawasi pabrik berisi eksperimen-eksperimen gila. Seperti Dimitrescu, Heisenberg juga merupakan perpanjangan tangan Mother Miranda.
Map yang berkarakter > map luas
Manajemen itemm dikembangkan sedemikian rupa. Kali ini bentuknya berupa mekanisme crafting yang lebih kompleks. Tentu, item-item inilah yang bakal jadi salah satu senjata kamu kala melawan musuh, terutama para boss. Untuk mendapatkannya, kamu mesti menyusuri tiap sudut map yang terbilang luas, jauh lebih luas daripada seri lawas.
Namun, yang paling menonjol dari map Resident Evil Village bukanlah jangkauan mapnya. Game ini terasa mengasyikkan karena mapnya sangat berkarakter. Tiap-tiap wilayah punya ciri khas. Misal, daerah kekuasaan Heisenberg identik dengan kawasan industri. Yang menarik, musuh-musuhnya juga menyesuaikan dengan kawasan masing-masing.
Resident Evil masih game survival horor nomor satu
Beberapa hal yang hadir di game ini bukanlah ide yang sepenuhnya segar. Penyajian map yang berkarakter serta kisah soal ‘bapak-bapak ngamuk’, misalnya, sangat lazim kita temui di sejumlah game lain. Namun, kita tak akan merasakan sesuatu yang klise ketika memainkannya. Justru, semua yang hadir terasa sangat mengasyikkan.
Dari segi action, game ini mampu menyajikan pengalaman gaming yang seru sekaligus menegangkan, terutama berkat pendekatan first-person dan grafis yang kian ciamkin. Ceritanya juga lebih berbobot. Selain itu, Ethan tampil sebagai pribadi yang lebih berkarakter. Tentu, latar belakangnya yang banyak diekspos serta statusnya sebagai ‘bapak-bapak ngamuk’ jadi penyebab.
Semua itu membuktikan bahwa lewat Resident Evil Village, game bikinan Capcom ini masih sangat layak menyandang status sebagai game survival horor nomor satu.
***
Beli voucher Steam Wallet, ya, di itemku! Udah hemat, gampang, cepat pula. Langsung cus aja!
Untuk press release, iklan, dan kerja sama lainnya dapat mengirim email ke [email protected].