Sebagian orang mengisi waktu luang dengan tidur. Tak sedikit yang memilih menamatkan game-game kesayangan. Ada pula yang menuntaskan serial televisi di berbagai platform streaming, menghabiskan waktu bersama keluarga, baca buku, jalan-jalan, bekerja (?), melamun, makan, tidur lagi, dan banyak hal lain yang akan panjang sekali daftarnya.
Tiada yang salah dan benar dari semua itu karena cara menikmati waktu luang tiap orang berbeda-beda. Perkara subjektif. Tapi bagi Gunpei Yokoi, waktu luang adalah momen yang tepat untuk ‘bermain-main’ dengan mesin.
Tahunnya adalah sekitar 1970 saat Yokoi bekerja untuk Nintendo. Dulunya, Nintendo masih berstatus perusahan yang memproduksi kartu game. Salah satu produk mereka yang paling terkenal bernama Hanafuda.
Yokoi melakukan lebih dari satu pekerjaan di sana. Mulai dari teknisi pabrik hingga menjadi petugas kebersihan. Pada waktu-waktu luang ketika menjalani pekerjaan itulah berbagai eksperimen tadi ia lakukan.
Yokoi tak sekadar bereksperimen terhadap mesin. Ia seorang yang ulet dan punya bekal ilmu cukup sebab berstatus lulusan elektronika Doshisha University, Kyoto. Maka, setiap mainan hasil eksperimen yang ia pajang di rak pabrik bukan karya sembarangan.
Hiroshi Yamauchi, bos Nintendo kala itu, bahkan tertarik dengan berbagai penemuan Yokoi. Penemuan-penemuan itu pula yang bikin Yamauchi yakin untuk memberi Yokoi sejumlah tanggung jawab besar di perusahaan. Berikutnya, yang terjadi adalah sejarah.
‘Sesuatu yang hebat’ dari Gunpei Yokoi
Nintendo di ambang keterpurukan kala itu. Meski baru melakukan IPO, mereka kesulitan berkembang. Kian sulit lagi posisi mereka saat kartu-kartu game asal Amerika Serikat menginvasi berbagai negara. Kesulitan bersaing, Nintendo coba merambah lini lain.
David Sheff, penulis buku ‘Game Over’ yang dikutip New York Times, mengisahkan bahwa Gunpei Yokoi jadi salah satu sosok paling berpengaruh dalam upaya tersebut. Yamauchi memanggilnya pada 1970 dan mengucapkan sesuatu yang kelak mengubah total perusahaan.
“Apa yang harus saya buat?” Yokoi bertanya.
“Sesuatu yang hebat!” jawab Yamauchi.
Bos Nintendo itu tak merincikan sesuatu yang hebat seperti apa. Yang ia tahu, Yokoi kerap melakukan berbagai eksperimen luar biasa pada waktu-waktu senggang kala bekerja. Rak-rak pabrik Nintendo penuh oleh berbagai karyanya yang tak bisa dipandang remeh.
Barangkali Yamauchi berpikir: Jika di waktu senggang saja Yokoi bisa menciptakan eksperimen-eksperimen demikian, ia tentu bisa memberi sesuatu yang jauh lebih besar andai kegiatan di waktu senggang tersebut adalah pekerjaan utamanya.
Alhasil, Yokoi diberi keluasaan sepenuhnya guna menunjang kejeniusan-kejeniusan yang ia miliki.
Dan Yokoi tak mengecewakan. Dibantu Yamauchi, ia menuntun Nintendo meninggalkan lini kartu game. Mereka memproduksi Ultra Hand, sebuah mainan yang memungkinkan penggunanya mengambil benda dari jarak jauh, seolah-olah memiliki tangan yang panjang.
Bahwa kemudian alat itu terjual hingga lebih dari 1 juta unit, jadi bukti keberhasilan Yokoi. Dari situ berbagai permainan anak lain lahir. Ada Ultra Scope, Ultra Machine, Love Tester, hingga Laser Clay. Semuanya juga sukses mengangkat nama Nintendo.
Tapi kejeniusan Yokoi tak berhenti sebatas memproduksi mainan anak-anak. Tak lama setelah bahu-membahu dengan Masayuki Uemura, salah satu orang penting Sharp, menciptakan Beam Gun, Yokoi beralih sepenuhnya ke ranah elektronik dan mesin yang memang ia senangi.
Dari situ, ia menciptakan sebuah mainan yang kelak begitu berpengaruh terhadap masa depan perusahaan. Namanya Game & Watch, yang dalam sejarah tercatat sebagai salah satu game portable pertama di dunia sekaligus muasal tiap-tiap game portable Nintendo.
Masih ada berbagai karya lain yang Yokoi hasilkan, bahkan setelah Nintendo bertansisi menjadi perusahaan video game. Ia bahkan turut serta memproduksi Donkey Kong, menciptakan berbagai game, hingga terlibat dalam pengembangan NES dan Game Boy.
Satu-satunya hal yang mungkin bisa disebut kegagalan dari Yokoi di Nintendo adalah Virtual Boy. Kondisi itu pula yang membuatnya resign pada 1996. Tak lama berselang, sosok kelahiran September 1941 ini coba membangun perusahaan lain yang ia namai Koto Laboratory.
Namun, kisah Yokoi dan perusahaannya tak bertahan lama. Bukan karena bangkrut, melainkan karena sebuah tragedi pada 4 Oktober 1997.
Waktu itu, Yokoi bersama seorang rekannya bernama Etsuo Kiso terlibat kecelakaan kecil. Mereka lantas keluar guna memeriksa kerusakan pada mesin mobil. Sial bagi Yokoi, itu jadi mesin terakhir yang ia lihat karena sebuah mobil tiba-tiba menabrak keduanya.
Hari itu juga, Yokoi menghembuskan nafas terakhir.
Walau begitu, rasanya bukan kisah tragis tersebut yang akan dikenang semua orang. Dunia bakal lebih mengingat eksperimen-eksperimen yang ia lakukan di waktu senggang, mesin-mesin yang ia bantu ciptakan, game-game yang ia produksi, dan sederet kisah menyenangkan lain.
Karena, biar bagaimana, karya-karya Gunpei Yokoi yang membentuk kesenangan masa-masa kecil sebagian dari kita, bahkan mungkin hingga sekarang.