Saya selalu suka game-game tycoon. Buat saya, game tycoon tidak berbeda dengan manajemen olahraga seperti Football Manager. Ada aspek membangun sesuatu dari nol, menemukan ‘the right man in the right place‘, dan, tentu saja, mengatur keuangan.
Semua game tycoon punya jalan cerita yang sama: Menjadi manajer sebuah organisasi dan mengantarkannya ke puncak. Mau itu kebun binatang, sekolah, atau taman ria.
Atau stasiun televisi, seperti TV Empire Tycoon. Ia adalah game mobile yang berkisah tentang perjuangan kita, seorang pemula di dunia menajemen stasiun televisi.
Oleh Codigames, pengembangnya, TV Empire Tycoon dijual sebagai idle management game. Buat saya, ini adalah sebuah kontradiksi: Tidak ada manajemen yang berjalan (baik) dengan dianggurkan saja.
Kecuali TV Empire Tycoon adalah sebuah kritik sosial berbentuk video game, saya tidak akan membahas topik itu sekarang.
Membesarkan channel TV
Di awal memainkan TV Empire Tycoon (saya singkat jadi TVET saja biar mudah), kita diberi tanggung jawab untuk membesarkan Channel 1 milik CODI-TV. Ini adalah stasiun televisi kecil yang cuma punya dua studio: satu untuk berita, satu lagi acara masak-memasak.
Seperti kehidupan nyata, besar-kecilnya stasiun di TVET ditentukan oleh share atau persentase penonton. Semakin bagus acara yang kita punya, semakin tinggi ratingnya, semakin besar pula share TV kita.
Berawal dari 1% share, misi utama kita adalah membawanya menyentuh 40%. Kita bisa menggunakan bermacam cara yang (mungkin) paralel dengan kehidupan nyata: merekrut presenter terkenal, membeli alat-alat siaran berteknologi tinggi, hingga menarik penonton bayaran lalala yeyeye.
Saat target tercapai, kita akan diberi akses yang untuk memanajeri stasiun yang lebih besar. Tentu saja, ada lebih banyak hal yang mesti kita kelola, seperti acara televisi yang tidak lagi cuma dua dan karyawan yang semakin beragam.
Ya, karyawan kita pun bukan cuma presenter. Ada wartawan, operator kamera, teknisi, unit kebersihan, resepsionis, dan make-up artist. Masing-masing personel pun punya nama dan keunikan masing-masing. Ada yang menambah pemasukan acara, ada pula yang meningkatkan (atau mengurangi) kebahagiaan seluruh kru studio. Semuanya menambah kedalaman dan tingkat kesulitan game ini.
Kelola keuangan
Seperti game tycoon pada umumnya, TVET juga berfokus pada manajemen keuangan. Meskipun tidak teramat mendetail, kita tetap harus memastikan neraca keuangan stasiun TV kita sehat.
Secara umum, sebenarnya kita cuma mesti menjaga jumlah uang masuk lebih besar dari yang keluar. Ini yang susah-susah gampang.
Susah karena pengeluaran kita di sini tidak sekedar gaji karyawan. Ketika kita gagal memulai acara tepat waktu, atau ketika karyawan kita ngambek (atau malah mogok), hal-hal itu akan dihitung sebagai faktor yang mengurangi penghasilan.
Di sisi lain, mengatur keuangan terbilang gampang karena kita bisa mengandalkan banyak hal: produksi acara TV, iklan, membeli hak siar ulang, juga grant. Yang terakhir itu adalah gelontoran dana dari produser sebagai imbalan dari menonton iklan. Akan saya bahas lagi nanti.
Malas mencari uang? Tenang, ingat saja bahwa ini adalah game idle. Jika kamu jengah karena pemasukan seret, tinggalkan saja game-nya. Satu atau dua jam kemudian, aliran dana bakal otomatis masuk ke kas stasiun.
Monetisasi yang ala-ala game mobile
Sejauh ini semuanya baik-baik saja, sampai kamu mengingat bahwa TVET adalah game ponsel. Artinya, ia penuh dengan usaha monetisasi yang lebay.
Sebut saja fitur grant yang saya singgung sedikit sebelumnya. Fitur ini sejatinya adalah salah satu cara Codigames mendorong (karena tidak wajib) kita untuk menonton iklan. Dengan imbalan pemasukan, kita mesti bertahan nonton iklan-iklan jelek selama sekitar 30 detik.
Pemasukan dari grant memang tidak terlalu besar, namun ia sering (bahkan bisa saya bilang terlalu sering) muncul. Karena itu, grant begitu penting di awal-awal karier saya. Hal ini menjadikan TVET tidak ubahnya simulator menonton iklan.
Monetisasi lain yang digunakan oleh TVET adalah berjualan fitur pay to win. Ada satelit yang bisa menghilangkan iklan (dana grant tetap masuk) seharga Rp169.000 sebelum pajak, negosiator untuk meningkatkan pemasukan hingga 100% (juga Rp169 ribu), dan antena yang meningkatkan pemasukan saat idle (Rp339 ribu). Tak ketinggalan pula Diamonds untuk merekrut presenter terkenal (mulai dari Rp17 ribu untuk 80 Diamonds).
Game tycoon yang solid
Jadi, apa yang paling saya suka dari TV Empire Tycoon?
Seperti game-game tycoon (dan manajemen olahraga) lain, saya suka melihat tim saya bekerja. Saya senang memperhatikan mereka berjalan menuju posnya masing-masing dan mulai sibuk sendiri. Ah, andai saja ada fungsi untuk memindahkan mereka dari posisinya secara suka-suka.
Eh, mumpung masih membahas pengandaian, saya juga berharap di TVET kita bisa melihat share stasiun TV saingan, serta membajak karyawan-karyawan terbaik mereka. Seperti Football Manager gitu, deh.
Nah, kalau kamu adalah tipe yang suka dengan game tycoon, TV Empire Tycoon boleh banget dicoba. Kalau bukan, yah setidaknya ini adalah game idle.