Silakan buka Akinator.com, lalu pikirkanlah tokoh terkenal: Pemain sepak bola, selebritis, apapun itu. Kamu juga bisa memikirkan karakter fiksi di film atau series kesayangan.
Berikutnya, Akinator akan memberi kurang lebih hingga 20 pertanyaan dan pada pertanyaan tertentu, kamu tahu bahwa Akinator sepertinya sudah berhasil menebak siapa yang kamu pikirkan.
Ketika menulis artikel ini, misalnya, saya sambil mencoba Akinator. Yang saya pikirkan adalah Lionel Messi. Pada pertanyaan keenam, ia bertanya: “Did your character play in the 2018 FIFA World Cup?”
Pertanyaan-pertanyaan berikutnya semakin spesifik. Apakah dia pemain Barcelona? Apakah usianya lebih dari 30 tahun? Dan sebagainya. Saya hanya bisa mengiyakan semua pertanyaan karena semuanya memang tepat.
Benar saja. Bahkan ketika baru 16 pertanyaan terlontar, layar Akinator sudah menampilkan tulisan: Lionel Messigician. Bang!
Akinator adalah game ringan dengan mekanisme yang sekilas amat sederhana. Di sana kamu akan menjumpai seorang (?) jin. Dialah yang kemudian memberikan pertanyaan. Yup, jin itu bernama Akinator.
“Hello, I am Akinator,” begitu tertulis pada laman terdepan.
Ketika akhirnya tahu bahwa Akinator mampu menebak semua yang kamu pikirkan, kamu akan langsung bertanya: Bagaimana mungkin sebuah program mampu menebak hampir semua pikiran orang secara akurat?
Bagaimana Akinator bekerja
Tak ada penjelasan rinci di situs Akinator. Pengembang hanya menulis, “Akinator menggunakan program Limule dari Elokence.com. Algoritma yang kami gunakan original. Cara membuatnya adalah rahasia kecil kami.”
Oleh karena itu, tak ada jawaban pasti atas pertanyaan tersebut sehingga yang bermunculan hanyalah teori demi teori. Salah satu yang banyak tersebar adalah bahwa Akinator memiliki basis data yang besar.
Data-data tersebut merangkum banyak karakter yang berbeda. Menurut laman Techdentro, ada kemungkinan basisnya adalah Wikipedia atau situs sejenis meski mereka sebetulnya tak terlalu yakin dengan klaim itu.
Yang jelas, pada tiap karakternya, akan tersemat beberapa variabel. Rhett Allain dalam analisisnya di Wired mengambil contoh Kari Byron, presenter asal Amerika Serikat yang terkenal berkat MuthBusters.
Dalam karakter itu, kata Allain, terdapat variabel yang masing-masing bernilai 2 (ya), 0 (tidak tahu) atau 1 (tidak). Fungsinya untuk mengklasifikasi dan mempersempit kemungkinan jawaban pada tiap pertanyaan.
Adapun, Rincian variabelnya kira-kira dapat dilihat seperti ini:
Nyata/bukan fiksi (r): 2
Perempuan (P): 2
Hidup (a): 2
Terkenal di bidang olahraga: 1
Berjalan dengan 4 kaki (l): 1
Memakai sabuk (b): 0
Pusing? Kamu bakal semakin pusing jika membaca penjelasan lengkap dan rincianya. Oleh karena itu, saya tidak akan membahasnya lewat cara itu lebih jauh karena saya juga lumayan pusing membacanya.
Tapi, secara sederhana, kurang lebih Akinator bekerja dengan cara mengurangi kemungkinan hingga setengahnya tiap kali pertanyaan terjawab. Misal, memilih apakah sosok yang kita pikirkan fiksi atau bukan secara langsung mempersempit kemungkinan jawaban.
Penjelasan seorang pengguna Quora ini merangkum semua teori tersebut.
“Dalam kasus yang ideal, Anda selalu dapat untuk mengesampingkan setengah dari jawaban yang tersisa dengan setiap pertanyaan, dan Anda akan dapat mempersempitnya menjadi satu dari sekitar 2 ^ 20 = 1.048.576 kemungkinan dalam 20 pertanyaan.”
“Algoritma khusus yang digunakan Akinator untuk memutuskan di antara beberapa pertanyaan mungkin bisa menjadi satu dari banyak hal. Tapi bagaimanapun, tujuannya pasti untuk membagi rangkaian kemungkinan sedekat mungkin menjadi setengahnya dengan setiap pertanyaan. “
Singkat kata, Akinator adalah program yang memanfaatkan kecerdasan buatan, database yang lengkap, serta para pengembang yang mampu memadukannya menjadi game ringan yang menyenangkan.
Jadi, ini sama sekali bukan sihir.
***
Nikmati pengalaman gaming yang lebih seru dengan top up V-Bucks Card Fortnite termurah se-Indonesia di itemku!
Untuk press release, iklan, dan kerja sama lainnya dapat mengirim email ke [email protected].