Ini tentang perjalanan Pangeran Noctis dan ketiga sahabat yang sekaligus pengawalnya: Prompto, Gladiol, Ignis. Selama perjalanan, banyak hal yang akan kita lakukan. Berkemah, berburu, menghadapi banyak musuh, tetapi intinya satu: Membantu Noctis dalam upayanya mempertahankan kerajaan.
Beberapa orang akan fokus menyelesaikan misi itu. Namun, tak sedikit yang fokusnya teralihkan karena malah sibuk mencari bahan dan resep makanan serta tentu mencoba tiap-tiap makanan tersebut. Di Final Fantasy XV (FFXV), keberadaan makanan memang menjadi daya tarik tersendiri.
Square Enix membawa makanan video game hingga tingkat yang belum pernah ada sebelumnya. Pendekatannya realistis. Makanan di sini baru bisa kita nikmati setelah melewati proses yang panjang. Ada perencanaan sebelum semuanya, bahkan proses memasaknya kompleks, seperti dunia betulan.
Atas semua itu, Ignis memegang peranan paling penting. Ia pencinta makanan sejati. Tiap kali mengunjungi restoran, bahkan pedagang kaki lima, Ignis akan mencuri resep untuk ditulis di buku catatan miliknya. Kalaupun tak ada resep yang bisa ia curi, biasanya Ignis akan menemukan inspirasi.
Inspirasinya bisa datang dari mana saja. Ia bisa tiba-tiba terpikir ide masakan ketika melihat jamur di hutan. Saat Noctis berhasil menangkap hewan raksasa, Ignis sudah tahu ingin memasak apa. Ia bahkan bisa membuat versi baru dari makanan apapun yang ia santap di restoran.
Ketika makanan itu Ignis sajikan di atas piring, mata Pangeran Noctis dan dua karakter lain akan terbelalak tanda tak sabar ingin segera menyantap. Kita, yang ada di hadapan layar, cuma bisa melihat, menelan ludah, kemudian berujar, “Duh, kayaknya enak banget.”
Saya tak berlebihan ketika bilang bahwa gamer bisa menelan ludah. Makanan-makanan yang tersaji di Final Fantasy ini memang sangat menggugah selera. Didukung grafis jempolan, visual setiap makanan yang terlihat sanggup bikin kita lapar seketika.
Guratan daging ketika diiris dengan pisau, misalnya, tampak sangat nyata beriringan dengan denting suara piring yang beradu dengan alat makan. Akan ada pula asap tipis yang jadi tanda bahwa makanan yang tersaji itu baru saja selesai Ignis masak.
Jika kamu pernah melihat makanan-makanan di film Harry Potter, Hajime Tabata selaku direktur pengembangan FFXV ingin menyajikan hal serupa, tetapi kali ini lewat game. Contoh lainnya juga bisa kamu lihat pada makanan di anime-anime bikinan Studio Ghibli.
“Katalis utama kami adalah kualitas gambar makanan yang tinggi yang dapat dibuat oleh tim kamp dalam fase praproduksi,” kata Tabata, dilansir Eater.
“Di Jepang, kami mengenal istilah ‘meshi-tero’ (‘food porn’-nya Jepang). Itu cukup untuk menyimpulkannya. Jadi kami harus membuat adegan makanan yang tampak benar-benar lezat, mirip dengan yang muncul di film dan anime,” sambung dia.
Art director FFXV, Tomohiro Hasegawa, mengatakan, bukan sesuatu yang mudah menghadirkan semua itu ke game bikinan mereka. Ini adalah proses panjang yang bahkan bisa membutuhkan proses memasak betulan sebelum berlanjut ke sesi penangkapan gambar.
Para kru yang khusus menangani makanan akan merencanakan terlebih dahulu apa saja yang ingin mereka sajikan, lengkap dengan bahan-bahannya. Setelah itu mereka membawa bahan-bahan tersebut ke luar ruangan sebelum benar-benar memasak di atas kompor kemah.
Begitu proses memasak selesai, makanan akan disajikan bak suasana berkemah dan makan malam betulan. Tim seni akan memindai makanan-makanan tersebut, mengambil gambar dari berbagai sudut, lalu menyulapnya menjadi model 3D.
“Ini bukan hanya tentang resepnya. Dalam produksi game Final Fantasy XV secara keseluruhan, kami terus-menerus bertanya pada diri sendiri: ‘Bagaimana kami dapat memasukkan pengalaman kehidupan nyata anggota tim ke dalam game itu sendiri?’” Hasegawa berujar.
Karena itulah tim yang ia bawahi juga terlibat langsung pada proses pembuatan makanan betulan. Cara mereka untuk menyajikannya dalam situasi berkemah juga termasuk upaya untuk memasukkan pengalaman nyata tiap-tiap kru.
“Kamu tahu, makanan paling sederhana sekalipun bisa terasa sangat enak saat kamu keluar untuk berkemah. Kami ingin fokus pada perasaan yang sama saat kami membuat makanan tersebut,” kata Hasegawa lagi.
Di FFXV, makanan yang jadi santapan Pangeran Noctis dan para pengawalnya juga hampir selalu muncul saat berkemah. Setelah melewati perjalanan panjang, mereka akan beristirahat pada malam hari, mendirikan tenda, kemudian Ignis mulai beraksi di atas kompor kemah.
Ada alasan mengapa semua proses itu kerap terjadi pada malam hari.
“Sejak awal, kami mengupayakan desain game yang mengikuti siklus di mana karakter berpetualang pada siang hari. Ketika malam menjelang, mereka akan berkemah dan makan untuk mempersiapkan diri pada hari berikutnya,” ungkap Tabata.
Dalam serial Netflix berjudul Midnight Diner, Master berkata bahwa makanan bisa menjadi tanda wilayah tertentu sekaligus perekat hubungan antara manusia satu dengan manusia lain. Secara tak langsung, FFXV juga coba menyajikan dua hal tersebut lewat tiap-tiap makanan.
Di game ini Noctis dan kolega akan mengunjungi berbagai macam tempat dan menyantap makanan khas tempat tersebut. Di game ini pula, kita akan melihat hubungan antara karakter yang hangat. Ada adegan ketika Ignis mengajari Noctis memasak, kemudian obrolan kecil ketika makan malam yang bikin game ini terasa hidup.
Namun, di antara semuanya, yang paling menyenangkan tentu saat Ignis berkata, “Aha! Saya menemukan resep baru.”
***
Beli voucher Steam Wallet, ya, di itemku! Udah hemat, gampang, cepat pula. Langsung cus aja!
Untuk press release, iklan, dan kerja sama lainnya dapat mengirim email ke [email protected].