Saya punya hobi baru belakangan ini: Nonton orang lain lagi main game. Tadinya cuma karena penasaran sama Resident Evil Village yang ada Lady Dimitrescu-nya itu. Namun, setelah melewatkan kurang lebih satu jam, jari saya seolah memaksa untuk mencari video orang main game lain.
Di Youtube, setidaknya sudah enam atau tujuh video lets play yang saya tonton. Ada The Last of Us part 2 versi PS5 hingga Final Fantasy Remake Intergrade. Beberapa saat kemudian saya melihat jam dan astaga (beneran kaget), ternyata sudah hampir lima jam aktivitas itu saya lakukan.
People Watching People. Begitu istilah yang sering orang gunakan untuk menyebut aktivitas tersebut. Karena sudah punya istilah sendiri, artinya ini bukanlah kegiatan langka.
Youtube melaporkan bahwa pada 2018 ada lebih dari 50 miliar jam konten tentang video game di platform mereka. Sebanyak 48% penonton menyaksikan video orang lain bermain game. Di Twitch, sementara itu, tercatat ada 600 miliar menit gameplay yang ditonton orang-orang.
Aktivitas tersebut kini menjadi industri dengan perputaran uang jutaan dolar. Beberapa pemilik penghasilan tertinggi di Youtube dan Twitch berasal dari kalangan streamer gameplay. Bahkan salah satu channel dengan subscriber terbanyak di dunia berasal dari golongan ini. Yep, PewDiePie.
Mengapa ini bisa terjadi?
Mengacu pada saya sendiri, penyebabnya adalah kesibukan yang semakin menumpuk. Pada Senin hingga Jumat saya bekerja hampir seharian penuh. Sabtu biasanya saya gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan sampingan sehingga cuma tersisa Minggu sebagai hari ‘bebas’.
Masalahnya, tubuh sudah kelewat lelah. Akhirnya sekadar beranjak dan membuka komputer untuk main game saja sudah malas minta ampun. Belum lagi harus download?—?yang juga tidak sebentar.
Kalau pun penasaran dengan game terbaru, menonton orang main game di Youtube jadi pilihan paling masuk akal. Tinggal nyalakan ponsel, buka Youtube, cari videonya. Beres. Dalam hitungan lima hingga delapan jam, Resident Evil Village sudah saya tamatkan…sambil tiduran.
Terlepas dari itu, harga Resident Evil Village juga relatif mahal. Paling tidak kamu harus mengeluarkan uang Rp800 ribuan untuk mengklaimnya di Steam. Untuk orang yang tidak terlalu maniak game seperti saya, merogoh kocek sedalam itu lumayan memberatkan (mending buat beli $DOT).
Karyawan salah satu agensi di Jakarta, Rizqan, punya alasan serupa. “Kadang aja, sih. Misalnya pas ada game yang gue tunggu banget tapi enggak bisa mainin karena enggak mau ngeluarin duit buat belinya, baru gue bakal cari videonya di Youtube,” kata dia melalui pesan Whats App.
Alasan itu tak berlaku pada semua game, kata Rizqan. Karena, pada dasarnya, beberapa game bisa kita dapatkan secara cuma-cuma. Orang-orang yang menonton video let’s play seperti ini biasanya bertujuan mempelajari atau meniru trik-trik khusus.
Yang seperti ini sering kita temui di video-video game esports dan game dengan tingkat kesulitan yang lumayan.
“ML (Mobile Legends). Biasanya kalau mau lihat combo atau gameplay pro player buat hero tertentu. Terus trik-trik ngelatih aim yang bagus di game-game kayak PUBG Mobile sama Call of Duty Mobile. Bisa juga trik ngalahin boss tertentu di game yang ada ceritanya,” ujar Rizqan.
Di Youtube, let’s play jenis ini termasuk yang populer. Selain karena banyak yang membutuhkan, para pembuatnya sering kali adalah pro player yang punya banyak fans. Pro player RRQ Hoshi, Lemon, hampir selalu mendapat ratusan ribu penonton tiap kali mengunggah video tentang ML terbaru.
Pro player paling ‘hot’ tahun lalu, Made Bagas Pramudita ‘Zuxxy’, juga punya penonton reguler dalam jumlah besar. Salah satu videonya ditonton lebih dari dua juta orang. Video itu berisi setting control PUBG Mobile yang biasa Zuxxy gunakan kala bertanding di turnamen.
“Buat saya, nonton orang main game adalah cara paling mudah untuk jadi pro di game tertentu. Bisa banyak belajar dari ahlinya langsung,” ungkap Nico, seorang penggemar berat PUBG dan DOTA 2.
Max Sjoblom dan Juho Hamari dari Tampere University pernah meneliti penyebab orang-orang gemar menonton orang lain main game di Twitch. Sebagian besar alasannya berkaitan dengan keinginan untuk mempelajari trik-trik dari gamer yang sudah berpengalaman.
Craig Weightman yang merupakan pengajar games and visual effect di Staffordshire University juga mengungkapkan hal yang sama. Namun, kata dia, motivator terkuat justru datang dari upaya untuk sekadar melepaskan diri dari ketegangan kehidupan sehari-hari.
“Tampaknya kita tidak hanya terprogram untuk menikmati orang lain main game, terutama jika kita sendiri yang bermain game, tetapi juga didorong secara psikologis untuk melihat platform streaming sebagai cara kita memenuhi kebutuhan informasi, sosial, dan pelarian,” ungkapnya, dilansir The Conversation.
Sudah berlangsung sejak dulu
Waktu masih bocah, tempat nongkrong favorit saya adalah rental PlayStation (PS). Saya masih ingat betul. Hampir tiap kali datang, tempat rentalnya penuh. Jadilah, saya mesti menunggu terlebih dahulu. Yang saya lakukan? Menonton orang lain asyik main game.
Hari ini, saya dan sebagian besar dari kita masih melakukan aktivitas seperti itu. Yang membedakan adalah alasannya. Juga satu lagi: Metodenya. Jika dulu saya menonton secara langsung dari jarak dekat, hari ini teknologi memungkinkan saya untuk menontonnya dari mana pun.
***
Beli voucher gift card Twitch, ya di itemku! Udah hemat, gampang, cepat pula. Langsung cus aja!
Untuk press release, iklan, dan kerja sama lainnya dapat mengirim email ke [email protected].