Dunia mengenal banyak kisah ajaib. Konon, Rakai Pikatan membangun Candi Prambanan hanya dalam satu malam. Tangkuban Perahu juga berdiri sekaligus berubah menjadi gunung dalam waktu yang sama. Bahkan Kerajaan Romawi Kuno rumornya dibangun dalam 12 jam saja.
Dalam industri video game, waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan PUBG Mobile juga bisa kita anggap sebagai kisah ajaib. Tidak dalam waktu semalam memang. Game yang berada di bawah payung Tencent itu digarap dalam waktu yang relatif singkat untuk sebuah game: Empat bulan saja.
Apakah Tencent menggunakan bantuan jin sebagaimana Rakai Pikatan membangun Prambanan? Tentu saja tidak.
Bagi yang belum tahu, PUBG adalah game battle royale yang tadinya hanya rilis untuk PC, tepatnya pada 2017. Kamu akan berada di sebuah pulau terpencil bersama 99 pemain lain (100 pemain jika termasuk kamu). Misinya adalah bertempur sampai mati hingga satu orang saja yang tersisa.
Tencent ingin menghadirkan keseruan bermain seperti itu di perangkat ponsel. Persoalannya, tak banyak gamer yang memiliki PC, khususnya di China. Terlebih, saat itu pemerintah China melarang akses Steam, salah satu tempat mengunduh PUBG secara resmi.
“Banyak gamer di China yang tidak memiliki akses ke PC atau konsol, tetapi mereka masih ingin bermain game,” kata Neo Liu, Head of Games Publishing Tencent Amerika Utara dan Selatan, kepada Polygon.
“Sekarang semua orang harus memiliki smartphone. Jadi ini strategi yang baik bagi kami untuk dapat terhubung dengan sejumlah besar pengguna serta, di sisi lain, mampu menghadirkan pengalaman game terbaik bagi mereka,” sambung Liu.
Ketika Tencent mengumumkan rencana pengembangan versi mobile-nya pada 2018, jelas saja para gamer langsung antusias. Kebetulan, genre battle royale sedang panas-panasnya kala itu. Antusiasme ini lantas memicu tim pengembang untuk menyelesaikannya secepat mungkin.
Developer-developer top mereka kumpulkan, sementara rencana semakin dimatangkan. Secara ajaib PUBG rampung dalam empat bulan saja. Ketika mengenang kembali momen ini dalam perayaan ulang tahun PUBG Mobile yang kedua, tahun lalu, produser Rick Li masih merasa tak percaya.
“Itu adalah mission impossible,” ucapnya.
Perasaan itu tak mengherankan. Menggarap game dengan grafis yang terbilang oke untuk mobile bukanlah hal mudah. Terlebih, Tencent ingin PUBG bisa tampil semirip mungkin dengan versi PC. Kian rumit saja prosesnya karena mereka ingin game ini lancar di device kentang sekalipun.
“Kami perlu mengatasi banyak kesulitan teknis dan artistik, termasuk pencahayaan HDR, simulasi lintasan balistik, dan sebagainya,” tutur Li.
Perkara kontrol jadi masalah lain. Menurut Liu, gamer bisa leluasa mengontrol game mereka lewat PC dan konsol. PC punya banyak tombol pada keyboard, sedangkan konsol memiliki kontroler yang memang hadir secara khusus agar pas di tangan gamer.
Smartphone tidak seperti itu. Yang lantas mereka lakukan adalah melakukan penyederhanaan secara besar-besaran.
“Karena keterbatasan, banyak pengoptimalan selama bermain game. Kamu tidak perlu mengambil item secara manual; Kamu juga tidak perlu membuka pintu secara manual. Berikutnya banyak kontrol yang disederhanakan, tetapi itu tidak menghilangkan kesenangan bermain,” kata dia.
Hari ini, PUBG Mobile telah menjadi game dengan pendapatan lebih dari 1 miliar dolar Amerika Serikat. Jumlah pengguna aktif hariannya juga mencapai lebih dari 50 juta orang dengan total unduhan lebih dari 500 juta kali. Skena esports-nya pun berkembang super pesat.
Dengan begini, upaya Tencent untuk melakukan banyak penyederhanaan tanpa menghilangkan kesenangan tampaknya berhasil. Dan semua itu bermula dari proses pengembangan yang hanya memakan waktu empat bulan.
***
Beli UC PUBG Mobile, ya di itemku! Udah hemat, gampang, cepat pula. Langsung cus aja!
Untuk press release, iklan, dan kerja sama lainnya dapat mengirim email ke [email protected].