Valve, perusahaan video game yang berbasis di Amerika Serikat, adalah institusi yang bertanggung jawab atas sederet waralaba terbesar di dunia game. Sebut saja Portal, Team Fortress, Counter Strike, dan Dota.
Tapi, nama-nama itu bukanlah karya terbaik Valve. Malah, secara teknis, game terhebat Valve bukanlah sebuah game: Steam. Kenapa terhebat? Sederhana saja, Steam punya jumlah pemain dan, yang lebih penting, pemasukan yang jauh melampaui semua game Valve lainnya.
Steam memang bukan game, tapi ia memiliki elemen-elemen seperti game. Mereka ini, sadar atau tidak sadar, membuat pengguna Steam mampu merasakan pengalaman bermain game. Dengan kata lain, karena eksistensi mereka, menggunakan Steam adalah selayaknya bermain game.
Elemen seperti apa yang saya maksud? Sebelumnya, mari berkenalan dulu dengan gamifikasi.
Mainan bernama gamifikasi
Ijinkan saya memulai penjelasan ini dengan ilustrasi. Katakanlah ada sebuah situs forum populer yang bernama Cascus.
Di Cascus, pengguna bisa mengirim poin ke pengguna lain yang memberi informasi bermanfaat. Semakin banyak poin seorang pengguna, semakin tinggi statusnya di mata pengguna lain. Selain poin, ketinggian status di Cascus juga terlihat dari jumlah kontribusi (dalam bentuk postingan) yang mendapat ganjaran pangkat. Semakin banyak kontribusi seorang pengguna, semakin tinggi pangkatnya.
Sebagian besar dari kita mungkin menganggap apa yang dilakukan Cascus sebagai sesuatu yang lumrah. Padahal, jika dipikir-pikir, untuk apa Cascus, yang bukan sebuah game, membuat sistem poin? Mengapa pula mereka perlu ‘menaikkan level’ pengguna mereka berdasarkan kontribusinya?
Itulah gamifikasi. Dalam artikelnya, peneliti Sebastian Deterding dan koleganya mendefinisikan gamifikasi sebagai penggunaan elemen-elemen desain game dalam lingkungan yang bukan game. Berdasarkan ilustrasi tadi, poin dan level—elemen yang lumrah berada di sebuah video game—diaplikasikan ke Cascus, sebuah entitas (digital) yang bukan game.
Gamifikasi telah banyak digunakan di berbagai sektor untuk bermacam-macam tujuan. Di ranah pendidikan, gamifikasi bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar di kelas. Dalam bidang politik, seorang senator di Bermuda pernah menggunakan gamifikasi untuk menurunkan apati pemilih. Di forum seperti Cascus, gamifikasi bisa meningkatkan retensi dan keterlibatan pengguna.
Dan, sesuai dengan topik artikel ini, gamifikasi juga dipakai oleh toko digital seperti Steam.
Elemen desain game dalam Steam
Pada awalnya, Steam hanyalah sebuah toko virtual yang menjual game. Fitur yang mereka tawarkan, meskipun inovatif, tergolong sederhana: akses cepat menuju game favorit, pembaruan otomatis, dan chatting antarpemain.
Seiring berjalannya waktu, produk ini berkembang. Kini, bukan hanya chatting, pengguna juga bisa meningkatkan level akun, menggunakan avatar eksklusif, mendapatkan badge, mengumpulkan poin, atau sekedar memamerkan koleksi game mereka. Semuanya mengindikasikan bahwa Steam telah akrab dengan gamifikasi.
Dalam artikelnya yang terbit di jurnal Computers in Human Behavior, peneliti Michael Sailer dan kolega-koleganya mengidentifikasi tujuh elemen desain game. Mereka adalah poin, badge, leaderboard, grafik performa, jalan cerita, avatar, dan teammate (pemain lain). Tidak semua elemen ini dimiliki oleh Steam—setidaknya menurut definisi Sailer dkk.. Demi mempersingkat tulisan, saya hanya akan membahas elemen-elemen yang ada saja.
Poin
Poin adalah elemen yang sederhana dan paling jamak terdapat dalam game. Jangan dulu bicara video game, game-game yang lebih tradisional seperti sepak bola (gol) dan ABC lima dasar (poin sempurna tiap jawaban benar dan tidak kembar) pun mengenal sistem ini. Tujuan utama pemberian poin, menurut Sailer dan koleganya, adalah umpan balik: Perilaku yang diharapkan (memasukkan bola ke gawang) diganjar dengan poin, sedangkan yang tidak diharapkan tidak mendapat poin—atau dikurangi.
Meski sederhana, sistem poin yang permanen* di Steam justru menjadi fitur yang terbaru. Dirilis berbarengan dengan dimulainya Steam Summer Sale 2020, Steam Points Shop memungkinkan pengguna mendapatkan poin setiap melakukan tindakan yang paling diharapkan Steam: Membeli game. Untuk memotivasi pengumpulan poin, pengguna bisa menukarkan poin yang mereka punya dengan berbagai hadiah.
Badge
Seperti poin, badge juga digunakan untuk memberi umpan balik. Bedanya, umpan balik yang diberikan badge adalah soal performa pemain. Setiap badge adalah tanda telah dilakukan atau dicapainya sebuah tonggak (milestone) dalam game. Di ranah video game, sistem badge yang paling terkenal barangkali adalah fitur Achievements di Microsoft Xbox (dikenal lewat meme achievement unlocked).
Steam sudah cukup lama memiliki fitur badge bernama Steam Badges. Cara kerjanya sama seperti Achievements di Xbox, yaitu bisa didapat setelah melakukan sejumlah hal tertentu. Misalnya, tentu saja, membeli game. Meski begitu, ada banyak kegiatan nontransaksional yang diganjar hadiah oleh Steam, seperti mengirim ulasan, menonton live stream, atau menggunakan hak suara di Steam Awards.
Leaderboard
Seperti poin, leaderboard alias papan klasemen adalah elemen game yang tergolong klasik. Leaderboard jamak ditemukan di game-game arkade, tapi juga banyak terdapat di video game modern seperti klasemen MMR Dota 2. Fungsinya sederhana saja, yaitu menjadi indikator performa seorang pemain dengan pemain lain. Dengan adanya leaderboard, desainer game mengharapkan adanya peningkatan kompetisi di antara pemain, sehingga game buatannya jadi semakin sering dimainkan.
Tidak ada leaderboard (dalam pengertian yang umum) di Steam. Meski begitu, kita bisa melihat performa penggunaan Steam melalui halaman profil atau alat dari pihak ketiga seperti SteamDB Calculator. Di sana, ada statistik-statistik yang berpotensi untuk dipersaingkan seperti nilai akun, jumlah game yang dimiliki, dan rata-rata lama waktu bermain.
Avatar
Avatar adalah representasi visual pemain dalam sebuah game. Bentuknya bisa jadi sesederhana gambar datar (Transformice!) atau serumit animasi tiga dimensi (Second Life), tapi yang terpenting adalah avatar mampu membedakan satu pemain dengan pemain lain. Dalam gamifikasi, avatar menawarkan kebabasan memilih bagi pemain. Di Steam, avatar tidak hanya terbatas pada foto profil. Pengguna bisa melakukan kustomisasi pada halaman profilnya untuk membuat identitas mereka semakin kuat, misalnya dengan menambahkan wallpaper atau menggunakan avatar border eksklusif.
Pemain lain
Dikendalikan oleh manusia atau kecerdasan buatan, sebuah game bisa berkurang daya tariknya tanpa adanya pemain lain. Dalam konteks Steam, pemain lain adalah semua pengguna lain, terutama yang bersaing mencapai tujuan yang sama (jumlah koleksi game, jam bermain, dan sebagainya). Tidak hanya persaingan, pemain lain juga bisa memicu kerja sama, misalnya dengan bergabung di grup, bertukar Steam Trading Card, atau saling bantu di forum.
Mengapa Steam memakai gamifikasi?
Sampai di sini, mungkin kita bisa sepakat bahwa Steam adalah sebuah game menggunakan gamifikasi. Pertanyaan berikutnya, apa alasannya? Jawabannya cuma satu: Penjualan. Ya, muara dari segala usaha membuat kita senang ini adalah duit.
Steam Points Shop sebagai aplikasi elemen poin adalah fitur yang paling tidak malu-malu. Ia mengganjar kegiatan belanja dengan poin, yang akhirnya membuat perilaku tersebut menjadi dua kali lebih menyenangkan (satu karena mendapat game baru, dua karena poin).
Steam Badges sebagai perwakilan badge dan statistik penggunaan sebagai kerabat terdekat dari leaderboard membuat pengguna betah berlama-lama nongkrong di Steam. Secara statistik ngadi-ngadi, tentu saja mereka yang lebih lama menggunakan Steam akan lebih mungkin berbelanja.
Avatar dan pemain lain, buat saya, adalah bumbu-bumbu penyedap yang membuat perjalanan kita menuju checkout menjadi lebih nikmat. Maksud saya, apalah artinya koleksi game membludak dan jam bermain sampai lima digit kalau tidak ada saingan dan, yang lebih parah, avatarnya polosan?
*) Sistem poin sering digunakan setiap Steam Summer Sale
1 Comment
Thank you untuk infonya! sangat membantu, kebetulan butuh data dan penjelasan ini untuk skripsi yang sedang saya kerjakan. Semoga sukses selalu!