Insiden kebocoran data kembali terjadi di Indonesia. Kali ini, data pribadi warga Indonesia diduga dibobol oleh hacker. Data tersebut kabarnya berasal dari registrasi kartu SIM prabayar yang mulai diterapkan Kominfo sejak 2017.
Mau top up diamond Mobile Legends dengan harga termuah? Ke itemku aja! Klik tombol di bawah ini untuk mulai belanja.
Seorang pengguna dengan nama Bjorka yang mengunggah data tersebut dan menjualnya di forum breached.to dengan judul ‘Nomor Telepon 1,3 Milyar Penduduk Indonesia’. Ia mengatakan, data yang ia posting berukuran 87GB dan berisi data sekitar 1,3 miliar pendaftar kartu SIM di Indonesia.
Dalam unggahan yang sama, Bjorka juga menuliskan detail data yang tersedia di file yang ia simpan. Mulai dari nomor induk kependudukan (NIK), nomor telepon, nama operator seluler, tanggal registrasi, dan beberapa detail data pribadi lainnya.
Untuk meyakinkan pembeli bahwa data yang ia miliki tidak palsu, Bjorka bahkan mempersilakan calon pembeli untuk melihat contoh file yang berisi data dua juta pendaftar kartu SIM secara gratis. Jika ingin mendapatkan semua data tersebut, harganya adalah USD 50.000.
Kominfo bantah data bocor
Tak lama setelah informasi terkait data bocor tersebar, pihak Kominfo melalui Sekretaris Jenderal Kominfo Mira Tayyiba mengeluarkan bantahan.
“Nggak ada, bukan dari Kominfo. Formatnya juga beda. Yang ngecek Pak Ismail (Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo),” ucapnya pada sela-sela kegiatan Digital Economy Ministers Meeting di Nusa Dua, Bali.
Bjorka adalah hacker yang juga membocorkan data pengguna Indihome beberapa waktu lalu. Sama seperti sekarang, Kominfo juga membantah adanya data bocor.