Selain untuk bersenang-senang, video game punya peran lain dalam hidup saya: Medium belajar. Tentu saja, belajarnya dalam arti luas. Saya, misalnya, belajar tentang peraturan American football dari Retro Bowl. Saya pun belajar bahasa Inggris dari beberapa game RPG di PlayStation, juga sedikit bahasa Jepang dari (komentator) Winning Eleven.
Tapi, dengan game yang tepat, kita juga bisa belajar dalam artian yang lebih sempit: Menguasai pelajaran di sekolah. Dalam kasus saya, game itu adalah Pokemon.
Di dunianya, pokemon berperan layaknya hewan. Mereka dipelihara, dijadikan teman, dimakan, bahkan diadu. Iya, dimakan.
Dan layaknya hewan, pokemon juga berkembang biak. Karenanya, seperti hewan, ada pokemon yang berjenis kelamin jantan dan betina. Dan (ya, seperti hewan), dualisme jenis kelamin juga membawa perbedaan-perbedaannya sendiri. Di ilmu biologi, perbedaan ini dikenal sebagai dimorfisme seksual.
Menurut R. M. Cox dalam buku Encyclopedia of Animal Behavior, dimorfisme seksual adalah perbedaan sistematis yang terdapat pada varian jantan dan betina dalam spesies yang sama. Bukan, ini bukan tentang perbedaan bentuk dan fungsi alat kelamin. Justru, dimorfisme seksual adalah segala perbedaan yang bukan alat kelamin.
Meski begitu, ketika bicara dimorfisme seksual, umumnya orang akan merujuk pada perbedaan yang sifatnya fisik. Seperti misalnya surai pada singa jantan, atau gading gajah betina yang lebih kecil.
Dimorfisme seksual pada pokemon
Untuk kesekian kalinya, saya akan mengingatkanmu bahwa pokemon adalah hewan di dunianya. Karena itu, wajar kalau Game Freak selaku pengembang menyelipkan dimorfisme seksual pada makhluk-makhluk ciptaannya.
Bicara dimorfisme seksual dan Pokemon nggak lengkap tanpa menyebut Nidoran. Spesies ini adalah yang pertama mendapat perlakuan berbeda antarjenis kelamin: Nidoran? dan Nidoran?. Nidoran jantan berwarna ungu sedangkan yang betina berwarna biru.
Meskipun ada banyak hewan di dunia nyata yang berbeda warna berdasarkan jenis kelamin, perbedaan warna pada Nidoran nggak bisa dibilang saintifik, mengingat mereka terinspirasi dari jenis hewan yang nggak dibedakan berdasar warna (kelinci, hamster).
Karena itu, untuk contoh yang sedikit lebih saintifik, saya akan mengenalkan kamu ke empat pokemon. Yang pertama Pyroar.
Ia adalah spesies pokemon yang terinspirasi dari singa. Seperti singa yang sering kamu lihat di kebun binatang, Pyroar jantan punya surai lebar di sekitar wajahnya.
Yang kedua dan ketiga adalah Doduo dan Dodrio. Hehe. Leher Doduo dan Dodrio jantan berwarna hitam, sedangkan betinanya berwarna coklat terang. Pembedaan ini juga terjadi pada burung unta, hewan yang menginspirasi mereka. Hanya saja, warna ini berlaku untuk bulu tubuh burung unta, bukan cuma lehernya.
Pokemon keempat adalah Mamoswine. Meskipun punya wajah yang mirip babi, pokemon ini jelas-jelas didesain berdasarkan pada mamut, hewan prasejarah yang masih satu keluarga dengan gajah. Lebih tepatnya, spesies yang menginspirasi penciptaan Mamoswine adalah mamut berbulu atau Mammuthus primigenius.
Seperti mamut berbulu, Mamoswine jantan punya gading yang lebih besar daripada betinanya. Meski nggak dijelaskan pada versi Pokemon, ukuran gading mamut jantan sekitar satu meter lebih panjang dan lima kali lebih berat daripada milik betina.
Bukan cuma hewan
Sebagai orang yang pernah belajar IPA di sekolah dasar, kamu pasti tahu bahwa tanaman, sebagai salah satu makhluk hidup, juga berkembang biak.
Seperti hewan, tanaman juga berkembang biak dengan dua cara, vegetatif (tidak kawin) dan generatif (kawin). Sesuai namanya, metode vegetatif nggak melibatkan pembuahan.
Sebaliknya, metode generatif melibatkan pembuahan. Ya, tanaman emang nggak punya alat kelamin, tapi bukan berarti mereka nggak bisa membuahi atau dibuahi. Untuk melakukannya, tanaman menggunakan bunga.
Bunga punya organ jantan (membuahi) dan betina (dibuahi), bernama benang sari dan putik. Saya agak malas menjelaskan prosesnya, nonton sendiri aja ya.
Nah, pada umumnya, sebuah bunga punya kedua organ tersebut. Tapi, ada juga bunga yang punya “alat kelamin” terpisah. Misalnya bunga zukini.
Sesuai gambar, di bagian tengah bunga zukini jantan terdapat tonjolan dan bunga betina punya sejumlah bintil. Lalu, apa hubungannya sama Pokemon?
Begini, nggak semua pokemon adalah hewan. Ada juga yang (terinspirasi dari) tanaman. Misalnya Venusaur.
Tanaman yang tumbuh di punggung Venusaur terinspirasi dari Rafflesia arnoldii, atau yang di Indonesia dikenal sebagai bunga bangkai.
Menariknya, meskipun secara fisik ia lebih mirip hewan (kodok?), dimorfisme seksual Venusaur lebih dekat ke tanaman. Ya, kayak bunga zukini, perbedaan Venusaur jantan dan betina kelihatan dari bagian tengah bunganya.
Omong-omong, tahu nggak kalo zukini itu bisa dipaksa kawin dengan cara menempel-nempelkan kelamin jantan ke kelamin betinanya?