Butuh waktu 300 jam untuk menamatkan game The Elder Scrolls: Skyrim. Jika sehari adalah 24 jam, berarti kamu mesti menatap layar selama sekitar 12 hari non stop agar game RPG yang hadir di PC dan beberapa konsol itu bisa benar-benar tuntas.
Tapi kita hidup di zaman seperti ini: Saat mulai lelah, kamu bisa berhenti main game, lalu menyimpannya sesuai progres terakhir untuk kemudian berlanjut pada hari-hari berikutnya. Semua itu bisa terjadi karena kehadiran fitur save pada sebuah game.
Fitur save game bikin game lebih kompleks
Game arkade sejak lama mendapat label sebagai nenek moyang video game. Di mesin game tersebut kita bisa menghabiskan game hanya dalam sekali duduk. Yang jadi masalah adalah ketika ‘game over’ muncul pada layar. Saat hal demikian terjadi, mau tak mau kamu mesti memulai semuanya dari awal.
Hadirnya Lunar Lander pada 1979 menjadi sedikit pembeda. Di game ini kamu bisa melanjutkan game sesuai progres terakhir. Kamu hanya perlu memasukkan sejumlah koin untuk melakukannya sebelum hitungan mundur yang muncul di mesin arkade berakhir.
Sayangnya, itulah inovasi terbaik yang pernah muncul di mesin arkade. Di ranah konsol dan PC, sementara itu, cara menyimpan progresi terakhir kala bermain game berkembang dalam bentuk yang sungguh tak terbayangkan.
Lewat artikelnya di Tedium, Mark Christian menulis bahwa fitur save pertama kali muncul dalam bentuk password. Fitur ini marak di sejumlah konsol yang hadir di era 1980-an. Konsepnya, kamu dapat menyimpan progres dengan memasukkan password tertentu tiap kali menyelesaikan sebuah level.
“Dengan begitu pemain dapat melanjutkan game di titik yang sama,” tulis Christian.
Pada 1986, Nintendo menghadirkan The Legend of Zelda. Game ini sering disebut-sebut menjadi titik awal perubahan skema menyimpan progres bermain. Di game itu terdapat semacam baterai yang memungkinkan kita menyimpan game dan kembali melanjutkannya kapanpun.
Fitur tersebut penting karena Zelda bukan game yang bisa dimainkan sekali lalu. Ini adalah game dengan kedalaman cerita serta gameplay yang kompleks. Ada ketakutan game ini kurang laku di pasaran, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Zelda terjual lebih dari 6,5 juta kopi.
Fitur save mulai menyebar
Kesuksesan Zelda mengawali perubahan radikal pada dunia game. Banyak konsol yang akhirnya mengikuti jejak Nintendo dengan menghadirkan fitur save melalui penyimpanan berbasis cartridge. Seiring dengan itu, sejumlah judul game mulai hadir dengan gameplay yang lebih kompleks.
Kompleksitas tersebut semakin terlihat begitu PlayStation, Neo Geo, hingga Dreamcast menyediakan memory card portable pada akhir 90-an. Alat itu bahkan tak cuma dapat menyimpan progres, tetapi juga bisa dilanjutkan kembali di konsol berbeda.
Satu-satunya kekurangan adalah kapasitas. Masalah inilah yang kemudian memicu Microsoft untuk menghadirkan hard drive built-in, sebagaimana PC, dengan kapasitas hingga 10GB di konsol Xbox. Sony pun kemudian mengekor langkah ini, dengan menyematkannya pada Playstation 2 mereka.
Kita akan terus berbicara tentang sistem penyimpanan progres game yang semakin hari semakin berkembang. Ada PlayStation Plus yang bisa menyimpan game di cloud, hingga hadirnya sistem log-in dengan akun tertentu yang banyak terlihat di game online masa kini.
Apapun bentuknya, semua sistem penyimpanan itu memberi kemudahan yang tak sedikit. Kita tak lagi mesti mengulang segala sesuatunya dari awal tiap kali gagal pada misi tertentu. Pasalnya, fitur save memungkinkan kita melanjutkan game sesuai progres terakhir.
Lebih dari itu, kehadiran sistem save pada game juga membuat para developer lebih berani untuk menciptakan game dengan tingkat kesulitan tinggi. Karena tingkat kesulitannya tinggi, akan butuh berhari-hari untuk menamatkannya.
Untungnya, ada sebuah fitur bernama save. Saat mulai lelah menatap layar, kamu bisa berhenti main game, lalu menyimpannya sesuai progres terakhir untuk kemudian dilanjutkan pada hari-hari berikutnya. Kapanpun.
Dengan cara inilah The Elder Scrolls: Skyrim bisa ditamatkan. Dengan cara ini pula Sepp Hedel mampu mencatatkan rekor dengan memainkan Football Manager hingga 333 musim, sesuatu yang tidak mungkin tercapai tanpa keberadaan fitur save.
Kalau sudah begini, rasanya sah-sah saja kita menyebut save sebagai salah satu fitur game paling penting sepanjang masa.