Bayangin kita lagi seru-serunya main game. Pas masuk level tertentu dan bakal melawan ‘boss’, tiba-tiba aja listrik padam. Komputer atau konsol pun otomatis padam. Dengan begini, aktivitas main game kita jelas terganggu.
Tentu, sebagian dari kita pernah ngalamin kejadian seperti itu. Rasanya? (ah… mantap) Nyebelin bukan main, gan! Nah, di Myanmar, ternyata pemadaman listrik yang kayak gitu lumayan sering terjadi.
Itulah kenapa salah satu atlet esports Myanmar, Insane, sampai ngomong kayak gini: “Setiap kali terjadi pemadaman listrik, kami bakal mengutuk perusahaan listrik,” kata doi kepada AFP, 2019 lalu, dilansir Rappler.
Insane, yang bernama asli Myint Myat Zaw, adalah pencinta game sekaligus atlet esports DOTA 2 yang cukup tenar di Myanmar. Karena pemadaman listrik tadi, sayangnya, karier dia agak terhambat.
Myint bercerita bahwa sudah enggak terhitung berapa kali listrik padam pas dia lagi main game. Sial buat Myint, pemadaman listrik bikin dia menderita kekalahan hingga 40 kali. Gils!
Lebih jauh, kondisi menyebalkan itu rupanya juga berdampak terhadap game dan esports di Myanmar secara umum. Pemadaman listrik bikin dua industri tersebut enggak layak jadi ladang buat cari nafkah.
“Tiga tahun terakhir kayaknya adalah periode tersulit dalam karir saya,” ujar Myint. “Saya tinggal di sebuah toko video game. Saya juga kekurangan pasokan makanan.”
Keterbatasan listrik memang jadi masalah pelik di Myanmar. Pada 2010, tercatat lebih dari 60% masyarakat masih hidup tanpa listrik. Bandingkan dengan Indonesia yang ‘cuma’ 28,8% pada tahun serupa.
Tiga tahun berselang, Indonesia bahkan turut serta dalam pembangunan listrik di Myanmar. Melalui PLN, Indonesia menghibahkan dana bantuan senilai 600 ribu dolar Amerika Serikat.
Bantuan asing terus jadi tumpuan Myanmar pada tahun-tahun berikutnya. Indonesia juga masih terlibat, misalnya lewat PT Bukit Asam dan PTPP yang membantu pembangunan dan bisnis listrik di sana.
Namun, tetap saja, pertumbuhan listrik di negara itu tak terlampau pesat. Di sisi lain, penetrasi komputer pribadi terbilang minim. Masuk akal kalau kemudian industri game dan esports ikut terhambat.
“Akses listrik dan internet yang stabil sangat penting dalam dunia gaming kompetitif,” kata Jeremy Jackson, analis pasar khusus esports dari NewZoo, dilansir AFP.
Ketika smartphone populer, barulah situasi perlahan berubah buat Myanmar. Muasalnya, smartphone tak harus melulu tercolok listrik. Harganya pun jauh lebih terjangkau ketimbang komputer dan konsol.
“Kami bisa bermain di mana saja dan kapan saja. Kami hanya perlu membayar tagihan telepon yang tentu tidak terlalu mahal,” papar Myint Myat Aung, atlet esports PUBG Mobile asal Myanmar.
Bahwa hari ini kamu sering menemui atau bahkan setim dengan orang Myanmar di game seperti Mobile Legends, itu adalah bukti semakin berkembangnya industri game mobile di negara tersebut.
Yahhh…meski sebagian di antaranya sering bikin kamu pusing kepala karena punya meta berbeda, sering away from keyboard (AFK), hingga sulit berkomunikasi.
***
Nikmati pengalaman gaming yang lebih seru dengan top-up diamond Mobile Legends termurah se-Indonesia di itemku! Jangan lupa juga untuk gabung dan ikutan tebak skor hasil pertandingan MPL ID Season 7 di Forum itemku.