Saat merilis Flight Simulator, Microsoft mengklaim bahwa game ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi.
Maksudnya keseuaian waktu, cuaca, maupun tempat di Flight Simulator terbilang identik dengan dunia nyata.
Flight Simulator adalah game simulasi penerbangan yang realistis. Terdapat puluhan ribu bandara yang bisa kamu kunjungi serta pemandangan-pemandangan seperti gedung, lautan, gunung, dan berbagai hal sejenis yang bisa kamu lihat dari atas pesawat.
Semua itu memungkinkan sebab game ini menggunakan data geografis sungguhan dari foto satelit Bing Maps, layanan peta digital milik Microsoft.
Konon, kualitas foto yang ditampilkan amat tinggi. Ini salah satu yang bikin game tersebut punya akurasi jempolan.
Pertanyaannya, seberapa akurat Flight Simulator?
Seorang gamer sekaligus developer Rami Ismail mengujinya. Melalui Twitter ia bercerita, pengujian dilakukan sembari terbang dengan pesawat betulan.
Ia berangkat dari Montreal menuju Amsterdam serta memainkan Flight Simulator dengan rute yang sama.
Agar waktunya sesuai, Ismail mulai menjalankan Flight Simulator begitu pesawat lepas landas. Ia juga langsung menggunakan wifi pesawat serta memilih kursi yang tak jauh dari colokan guna menghindari masalah jaringan dan baterai selama penerbangan.
Hasilnya mencengangkan.
Ketika mulai memasuki awan, misalnya, waktu yang ditempuh pesawat di Flight Simulator cuma terpaut beberapa detik saja dengan pesawat yang Ismail tumpangi. Ketika keluar dari awan pun hanya berbeda tak lebih dari 30 detik.
Secara keseluruhan perbedaan antara keduanya berkisar di angka empat menit. Ismail bilang, di tengah perjalanan pesawat di Flight Simulator berjarak dua jam 29 menit dari Amsterdam. Sementara, pesawat yang ia naiki dua jam 25 menit.
Tapi tingkat akurasi Flight Simulator ternyata tak hanya tentang waktu. Berbagai hal sepanjang penerbangan, misalnya kondisi cuaca, kenampakan awan, hingga sinar matahari juga relatif sama dengan semua yang ia lihat dari pesawat betulan.
“Simulatornya empat menit lebih cepat. Cuacanya sesuai, cahayanya sesuai, kenampakan bintang juga. Gila. Benar-benar mengejutkan,” tulis Ismail.
Proyek serius Microsoft
Jauh sebelum Ismail mengujinya, tingkat akurasi Flight Simulator sudah mendapat banyak acungan jempol.
Beberapa pengulas menyebut game ini tak ubahnya seperti naik pesawat betulan. Bahkan kamu seolah bisa merasakan sensasi terpaan air hujan hingga kekuatan angin selama di udara.
Akurasi mencengangkan itu tersemat sebab Microsoft amat serius menggarap game yang notabene versi reboot Flight Simulator ini.
Dikutip The Guardian, proyek reboot sudah diusulkan sejak enam tahun lalu. Jorg Neumann yang mengepalai proyeknya.
“Waktu itu kami sedang mengerjakan proyek HoloLens bernama HoloTour. Intinya soal bagaimana kamu bisa menggunakan AR untuk mengunjuki tempat di berbagai belahan bumi, lalu kami menciptakan Machu Picchu,” ujar Neumann.
“Jujur saya belum pernah ke Amerika Selatan tapi itu benar-benar terasa nyata. Saya jadi berpikir, ‘Bisakah kami menciptakan seisi bumi?
Saya ingin duduk sambil memandangi sabana Afrika dari atas bukit.’ Saya lalu putuskan untuk mencobanya,” sambung dia.
Flight Simulator pertama kali rilis pada 1982 sebelum akhirnya reboot pertengahan tahun ini. Kamu bisa memainkannya di PC dan Xbox.
Harganya cukup tinggi, sekitar Rp790 ribu, tapi sebanding dengan sensasi menaiki pesawat betulan yang bakal kamu peroleh.
Di tengah pandemi COVID-19 yang bikin kita khawatir ke mana-mana naik pesawat, Flight Simulator bisa jadi pilihan.
Atau kamu seseorang yang punya cita-cita jadi pilot tapi tak kunjung kesampaian? Game ini lumayan bisa jadi pelampiasan.