Kalau kamu tengok angka-angkanya sejauh ini, kamu bisa langsung menilai bahwa Cyberpunk 2077 sukses besar.
Dalam waktu singkat ia telah mencatatkan beberapa rekor. Di Steam, Cyberpunk 2077 menjadi game single player dengan jumlah pemain tertinggi, yakni 1.003.264 orang secara bersamaan. Ia melampaui game populer lain seperti Fallout 4 dan Terraria.
Barangkali sederet penundaan sebelumnya adalah harga yang mereka bayar untuk mencapai angka fantastis tersebut. Yup, game ini mengalami penundaan waktu rilis sebanyak tiga kali sebelum akhirnya benar-benar meluncur pada Kamis (10/12/2020).
Tapi, angka-angka yang Cyberpunk 2077 hasilkan sejauh ini sebatas menjadi bukti hype yang dibawa. Apa boleh bikin, CD Projekt Red menyertakan berbagai macam gimmick selama pemasaran.
Ada klaim soal proyek serius yang sudah mereka rancang sejak delapan tahun lalu. Jangan lupa, game ini juga membawa nama besar Cyberpunk yang sebetulnya sudah rilis pada 1988. Bisa jadi pula penundaan waktu rilis termasuk gimmick yang mereka sertakan.
Bagaimanapun, semua itu baru sebatas memengaruhi hype-nya. Perkara kualitas lain soal.
Screen Rant mencatat bahwa banyak sekali masalah yang muncul dari Cyberpunk 2077. Kala bermain pakaian dan senjata terkadang menghilang tiba-tiba. Lalu ada suara karakter V yang berubah di tengah jalan. Ada juga senjata yang tampak mengambang tanpa alasan.
Selesai? Ternyata belum, saudara-saudara. Masih ada masalah lain seperti dinding yang entah mengapa terlihat tranparan, detail misi yang berantakan, beberapa okjek yang tak bisa kamu akses, hingga sejumlah pintu yang tidak bisa terbuka.
Yang lantas bisa kamu lakukan adalah memulai permainan dari awal untuk memperbaikinya. Tentu, ini bukan solusi sebab sangat mungkin ia kembali terulang.
Tak semua game yang hype berujung sukses
Setelah sukses besar lewat game sepak bola PES 2013, Konami menjanjikan sesuatu yang jauh lebih baik lagi pada PES 2014. Bayangkan, jika PES 2013 saja sudah sebagus itu, bagaimana dengan edisi berikutnya?
Sejak pertengahan 2013 mereka mulai merilis potongan-potongan gambar berikut video teaser untuk menguji kesabaran penggemar. Mereka juga menyebutkan kehadiran engine baru bernama Fox Engine.
“Salah satu perjuangan keras kami saat transisi adalah membuat game tersedia online. Saat kami berpindah ke PS3, EA sudah mengubah engine mereka, namun kami masih menggunakan landasan game PS2. Kami hanya memoles animasi dan beberapa fitur AI saja,” kata Creative Producer PES Kei Matsuda suatu kali.
Fox Engine adalah teknologi bikinan desainer game kenamaan Hideo Kojima. Engine ini juga tersemat di sejumlah game populer, termasuk Metal Gear Solid Ground Zeroes. Inilah yang bikin hype PES 2014 kian besar, bahkan sebelum rilis.
Para penggemar lantas tak sabar. Namun, yang mereka peroleh tak seindah teaser-teaser yang muncul. Grafisnya bermasalah, sedangkan gameplay yang dibawa tak semenarik edisi sebelumnya. Tak heran bila banyak yang beralih ke FIFA, saingan PES.
“Kami tahu ada yang salah dengan PES (2014). Tap versi berikutnya akan benar-benar berubah. PES 2014 adalah transisi, jadi bersiaplah merasakan hal besar (di seri PES selanjutnya),” ujar Shinjo Hirano, bos Konami Eropa kala itu, dilansir ComputerandVideoGames.
PES 2014 bukan satu-satunya. Masih ada Dynasty Warrior 9, Mass Effect: Andromeda, SimCity 2013, dan beberapa game lain. Game-game ini jadi bukti sekaligus warning buat Cyberpunk 2077, bahwa hype besar tak selamanya menjamin kesuksesan.
Menanti perbaikan Cyberpunk 2077
CD Projekt Red tak bisa sepenuhnya bersuka cita. Di tengah angka fantastis yang mereka hasilkan, para penggemar banyak yang mengeluhkan berbagai masalah pada Cyberpunk 2077. Sederet kritikan pun datang.
Tak ada yang bisa mereka lakukan kecuali menjanjikan perbaikan. Dua hari setelah rilis, CD Projekt Red menyebut bahwa masalah yang muncul terjadi sebab pemain tidak mematuhi persyaratan game. Mereka pun menjanjikan pembaruan untuk mengatasi segala jenis bug.
Konon, ukuran patch pembaruan ini mencapai 43GB. Angka yang terbilang besar dan cukup untuk menggambarkan betapa CD Projekt Red serius mengatasi semua masalah yang muncul. Di sisi lain, ini juga gambaran bahwa alih-alih sukses, Cyberpunk 2077 justru tak ubahnya game yang belum sempurna.
Lantas kita bertanya-tanya: Kalau hasilnya begini, untuk apa penundaan berulang yang sebelumnya mereka lakukan?