Waktu Nokia masih jaya-jayanya, saya punya satu game favorit. Snake? Tentu saja bukan. Snake boleh saja legendaris tetapi yang paling saya sukai adalah Bounce (2002), sebuah game arkade klasik yang menempatkan kita sebagai seonggok bola berwarna merah.
Tugasnya sih sederhana. Saya cuma harus bergelinding melewati dan mengumpulkan lingkaran kuning untuk membuka pintu level berikutnya. Ada rintangan yang mesti saya hadapi: Air hingga paku tajam. Di awal-awal gampang. Namun, semakin tinggi level, rintangannya makin sulit.
Di titik itu saya bakal menekan tombol ‘787898′. Seketika bola merah yang saya kendalikan kebal terhadap semua rintangan. Sekarang, saya tinggal bergelinding saja hingga semua level terlewati. Kenapa bisa begitu? Sebab tombol yang saya tekan tadi merupakan kode ajaib bernama cheat.
Keberadaan cheat jadi penting karena enggak semua game gampang saya tamatkan. Butuh kerja keras yang enggak sedikit. Butuh mikir berbelit-belit. Kalau kamu pernah coba main Dark Souls III, kamu bakal sepakat dengan semua yang barusan saya bilang.
Dark Souls adalah salah satu game tersulit yang pernah ada. Pada 2016, The Guardian memasukkannya sebagai satu dari 25 game paling sulit sepanjang masa. Sebuah konsep yang sengaja diciptakan oleh si pencipta. Bahkan, mereka berharap orang-orang tak bisa menamatkannya.
Cheat akhirnya jadi jalan keluar terbaik untuk game-game sejenis itu, terutama bagi gamer cupu, sok sibuk, dan males mikir macam saya. Lagian nih ya, kalau ada cara yang jauh lebih gampang dan enggak bikin stres, kenapa mesti dipersulit? Kecuali kamu seorang masokis.
Tapi kode cheat bukan hanya soal upaya mempermudah saya melewati level demi level game. Menggunakan cheat juga bisa ngasih saya pengalaman game yang berbeda. Bahkan, enggak jarang muncul gameplay tak terduga yang rasanya mustahil bisa muncul tanpa kode cheat.
Saat main GTA San Andreas, misalnya, dengan bantuan kode cheat saya bisa membuat jalanan menjadi sepi. Saya bisa menjajal berbagai jenis senjata dan kendaraan. Mau melakukan tindakan kriminal tanpa diketahui polisi? Ini juga bisa terjadi lewat bantuan kode cheat.
Malah, saya rasa bagian paling menarik dari GTA itu ya kode cheat-nya. Saya masih ingat betul pas main GTA bareng beberapa kawan. Ketika menjalankan misi kesannya hambar. Semua jadi lebih menyenangkan begitu kawan saya mulai menjajal satu per satu cheat yang sengaja disediakan tukang rental.
Kode cheat GTA sendiri termasuk salah satu kode cheat paling populer dan ikonik. Ada pula game Contra yang memiliki Konami Code, Mortal Kombat dengan Blood Mode, serta Doom dengan God Mode. Penggunaannya mirip GTA. Cukup masukkan kode tertentu maka ‘simsalabim’, keajaiban terjadi.
Lantas, kenapa bisa ada kode cheat?
Well, pada dasarnya kode cheat diciptakan dengan sengaja. Ia hadir untuk membantu pengembang menguji game bikinan mereka. Kira-kira supaya enggak ditemui bug saat game berlangsung. Bakal jadi masalah kalau mereka malah enggak bisa melewatin level tertentu selama pengujian.
Di situlah fungsi utama cheat.
Yang jadi masalah adalah jika penggunaan cheat itu terjadi di game online, terutama yang sifatnya kompetitif. Biasanya, yang begini kerap muncul di game-game esports. Sebutlah Counter Strike: Global Offensive (CSGO), Fortnite, DOTA 2, Free Fire, hingga PUBG Mobile.
Para publisher game-game itu akan langsung melakukan tindakan ketika ada player yang menggunakan cheat. Ingat Gordon Giry alias SF? Ia masuk daftar hitam CSGO karena ketahuan menggunakan wall hack di CS:GO. Cheat ini memungkinkan player melihat musuh meski ada tembok yang menghalangi.
Beberapa pengembang bahkan menciptakan program khusus yang mampu mendeteksi penggunaan cheat. Upaya ini penting karena pertama-tama, game online melibatkan pemain lain sehingga ada potensi merugikan. Kedua, pada dasarnya ini tindakan yang tidak sportif.
“Saat orang-orang memainkan game kompetitif, mereka menciptakan dunia dalam game itu melalui kesepakatan bersama: Inilah tujuannya. Aturan itu adalah semacam pembatas agar kita dapat mencapai tujuan tersebut,” kata desainer game Holly Gramazio, dilansir The Guardian.
“Jadi ketika Anda menyadari bahwa seseorang curang, kesepakatan bersama tadi akan terganggu,” sambung dia.
Motivasi orang-orang yang menggunakan cheat jenis ini juga berbeda. Menurut psikolog Corey Butler, fakta bahwa mereka hadir di game yang melibatkan orang lain menjadi dasarnya. Karena ada orang lain yang juga terlibat, muncul semacam perasaan untuk bisa menjadi lebih baik.
Seharusnya bisa dengan cara-cara yang lebih fair. Namun, barangkali karena udah kelewat cupu, menggunakan cheat jadi opsi bagi orang-orang tersebut.
“Kita semua ingin terlihat lebih baik di depan orang lain. Memang, harga diri adalah motivasi yang kuat dalam hal psikologi sosial,” kata Butler.
Jadi, jika ada yang bertanya boleh atau tidak menggunakan cheat? Jawabannya tergantung. Jika kamu memakai kode cheat di game-game yang tak melibatkan orang lain alias single player, sah-sah saja. Lain halnya dengan game online, terutama yang sifatnya kompetitif.
Meski begitu, pada dasarnya memang hanya gamer cupu yang pakai kode cheat, apa pun alasannya.
***
Beli voucher Steam Wallet, ya di itemku! Udah hemat, gampang, cepat pula. Langsung cus aja!
Untuk press release, iklan, dan kerja sama lainnya dapat mengirim email ke [email protected].