Jika saja Sony tidak bisa meyakinkan militer Jepang, boleh jadi PlayStation 2 (PS2) tak akan pernah kita cicipi.
Tahunnya adalah 1999 saat Sony pertama kali mengembangkan PS2. Tentu banyak yang menanti sebab Sony menjanjikan hal baru. Konsol ini bahkan diklaim bisa jauh melampaui PS1 yang sukses secara kritis maupun komersil.
Jelang perilisan, tepatnya sekitar awal 2000, omongan-omongan soal PS2 justru bernada polemik. Pasalnya, militer Jepang merasa teknologi yang dibawa PS2 dapat mengancam keamanan nasional.
PS2 pun terancam tak bisa dipasarkan ke negara lain.
Saat itu Jepang mengeluarkan semacam dekrit yang bunyinya kira-kira seperti ini: Jika Sony ingin mengekspor PS2 ke luar negeri, mereka harus meminta izin khusus.
Di Jepang, segala proses eksportir perangkat keras yang diduga berhubungan dengan militer memang diatur dalam undang-undang khusus. Jika tidak mematuhinya, akan ada hukuman lima tahun penjara.
Jepang sendiri punya alasan untuk menaruh curiga. Pada 1998, mereka menemukan sebuah kapal selam Korea Utara yang tenggelam bersama sejumlah perangkat telekomunikasi dan radar bikinan mereka.
Jepang enggan hal serupa kembali terulang. Apalagi mereka menduga kemampuan grafis PS2, yang diklaim 15 kali lebih superior daripada kartu grafis biasa, dapat digunakan sebagai sistem pengontrol rudal.
Yup, rudal, kamu tak salah baca.
Mau tak mau Sony mesti mengajukan izin khusus untuk mengekspor PS2 ke seluruh dunia. Libya, Korea Utara, Iran, dan Irak jadi pengecualian karena dianggap berpotensi menggunakannya untuk tujuan berbahaya.
PS2 akhirnya secara perlahan mulai dikirim ke berbagai negara. Tapi pada pengujung 2000, sebuah kabar menggemparkan datang dari laman WorldNetDaily, sebagaimana dilansir PC Mag.
Laman tersebut mengabarkan bahwa Irak melanggar larangan yang dibuat dengan mengeskpor 4000 unit PS2. Konon, Saddam Hussein sengaja melakukannya sebagai alat bantu simulasi uji coba nuklir.
Dilansir ZDnet, beberapa ahli militer Amerika turut percaya dengan hal itu. Mereka khawatir bahwa membentuk superkomputer dari beberapa konsol yang berisi CPU 128 bit benar-benar mampu mengendalikan sebuah rudal.
Namun, badan intilijen sejumlah negara, termasuk Inggris, menyebut hal demikian tak masuk akal. Pada akhirnya kabar itu mengendap dengan sendirinya dan dikenal sebagai salah satu hoaks terbesar di ranah game.
PS2, sementara itu, tetap beredar seperti biasa.