Penghasilan Garena Free Fire – Meski akrab dengan ejekan ‘game burik 8bit’, tak bisa dimungkiri bahwa Free Fire adalah salah satu game mobile tersukses di dunia. Di Play Store, misalnya, Free Fire sudah diinstal lebih dari satu miliar kali. Tak salah jika banyak yang bertanya-tanya: Berapa penghasilan Garena Free Fire?
Beli Diamond Free Fire termurah hanya di itemku. Udah hemat, gampang, cepat pula! Klik di sini untuk mulai belanja. Jangan lupa ikuti akun Instagram dan Twitter EXP untuk konten menarik lainnya.
Penghasilan Garena Free Fire
Bagi yang belum tahu, Free Fire adalah game mobile yang mulai mengudara sejak pertengahan 2017. Mereka hadir sedikit lebih lambat ketimbang PUBG Mobile yang notabene rival game tersebut. Namun, Free Fire nyatanya tetap mampu mendapatkan fans yang tak sedikit. Skena esportsnya bahkan amat berkembang, terutama di Asia Tenggara.
Kondisi itu mengantarkan Free Fire menjadi salah satu game mobile dengan penghasilan terbesar di dunia. Menurut data Sensor Tower yang dilansir Hybrid, Garena Free Fire adalah game mobile dengan penghasilan terbesar keenam di dunia. Game ini mengungguli game-game populer lain seperti Roblox hingga Candy Crush Saga.
Yang menarik, Free Fire justru menjadi game mobile dengan penghasilan terbesar di dunia jika datanya dikerucutkan dari Google Play Store saja. Ini membuktikan bahwa untuk pasar Android, Free Fire adalah rajanya. Game tersebut bahkan berada bertingkat-tingkat di atas PUBG Mobile yang ada di urutan kedelapan.
Khusus tahun ini, masih dari Sensor Tower, Free Fire memiliki penghasilan sebesar US$254,6 juta atau setara Rp3,63 triliun. Sebagai catatan, angka itu hanya berdasarkan perhitungan selama kuartal pertama 2021. Mengingat saat ini sudah memasuki kuartal terakhir, dapat kita pastikan bahwa penghasilan Free Fire makin bertambah.
Rahasia Free Fire
Game-game smartphone biasanya menggantungkan kesuksesan mereka pada kenyamanan saat bermain, bukan kerumitan, dan inilah yang Free Fire sajikan. Ini salah satu alasan mengapa mereka memilih untuk tidak menghadirkan pintu di dalam game serta tak menghadirkan grafis dengan kualitas yang berlebihan.
Garena menilai ketiadaan pintu justru bisa memudahkan survivor selama bertempur di arena. Mereka tidak mesti repot bolak-balik menekan tombol untuk membuka pintu. Dari segi urgensi pun, keberadaan pintu tidak terlalu penting karena fokus Free Fire adalah bertempur dengan musuh untuk menjadi satu-satunya yang bertahan.
Pada akhirnya, segala upaya tersebut adalah cara Garena untuk menguasai market yang memang jadi incaran mereka: Negara berkembang. Masuk akal jika kemudian Free Fire amat populer di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Thailand, Myanmar, Vietnam, dan beberapa negara di Amerika Selatan termasuk Brasil.
Di negara-negara tersebut, mayoritas ponsel yang digunakan adalah kelas mid-end dan low-end. Dengan begini, game yang tidak terlalu berat seperti Free Fire bakal jadi pilihan terbaik. Terlebih, kualitas yang Free Fire bawa tidak seburuk yang orang-orang katakan. Terlebih lagi, orang-orang sedang sangat menggilai genre battle royale.
Ingin menjajal PUBG atau Fortnite? Bisa saja, tetapi sebagian besar orang enggan ponsel mereka rusak karena memaksakan game yang tidak sesuai dengan spesifikasi.
“Garena memahami hal ini,” kata Rosen Sharma, CEO platform turnamen game seluler Game.TV, dan mantan wakil presiden senior dan CTO Intel, dilansir Esports Observer.
“Jika Anda melihat pasar di mana Free Fire bisa sangat populer, kemudian Anda melihat berapa persentase ponsel berdasarkan rentang harganya, ada korelasi yang sangat jelas,” sambung Sharma.
Free Fire kerap diejek sebagai game burik karena strategi tersebut?—?meski kini tak relevan lagi karena mereka sudah memiliki Free Fire Max. Namun, barangkali justru karena strategi itulah penghasilan Garena Free Fire bisa seperti sekarang.