Selama bertahun-tahun perusahaan hardware tak begitu peduli dengan mereka yang bertangan kidal, termasuk atlet esports. Gimana lagi, sebagian besar manusia di muka bumi memiliki tangan kanan sebagai tangan terkuat.
Kita lantas melihat mouse, keyboard, dan berbagai pernik lain yang bisa menunjang aktivitas pemilik tangan kanan. Orang-orang yang kidal akhirnya terpaksa menyesuaikan diri dengan melatih tangan kanan mereka.
Ketika esports populer, para perusahaan hardware mulai menyadari pentingnya perangkat khusus. Rexus, misalnya, menciptakan mouse untuk para pemilik tangan kidal.
Developer game bahkan cukup banyak yang memberi kustomisasi tampilan game untuk menunjang mereka yang kidal. Salah satunya Riot yang menyematkan fitur itu pada game Valorant.
Semua ini dilakukan demi menunjang gamer, terutama atlet esports yang dominan dengan tangan tersebut.
Memang ada atlet kidal yang berusaha menyesuaikan diri dengan hardware yang beredar pada umumnya. Namun, ada pula yang membutuhkan gaming gear khusus demi menunjang performa di depan layar. Siapa saja?
Nisha
Michael ‘Nisha’ Jankowski tercatat sebagai pro player Dota 2 untuk Team Secret. Pemain berusia 20 tahun ini adalah seorang kidal serta biasa menggunakan gear khusus guna menunjang tangan kidalnya.
Bruno
Lahir pada 17 Desember 1986, sosok asal Brasil ini adalah pelatih di tim Pain Gaming. Sebelumnya, ia tercatat sebagai pro player Counter-Strike: Global Offensive yang dominan dengan tangan kidal.
Tixo
Sudah cukup lama Manuel ‘Tixo’ Makohl absen dari skena esports Counter-Strike: Global Offensive. Namun, semua orang tahu bahwa dia adalah pengguna tangan kidal saat masih aktif bermain.
Itulah beberapa pro player esports yang tercatat sebagai pengguna tangan kidal. Jumlahnya memang tak begitu banyak tetapi jangan remehkan kemampuan mereka. Lagi pula, konon, mereka yang kidal adalah seorang jenius.