Adalah bunuh diri jika sebuah produsen game hadir dengan tujuan menyaingi PES dan FIFA. Di ranah game sepak bola, mereka ibarat raja. Maka yang Psyonix lakukan lewat Rocket League patut kita apresiasi.
Alih-alih membawa game sepak bola generik, mereka justru merilis game sepak bola nyeleneh. Kamu tak mengendalkan tim yang berisikan sebelas orang melawan sebelas orang lain, tetapi sebuah mobil yang memiliki roket.
Ya, mobil dan ya, roket.
Psyonix sebetulnya sempat pesimistis dengan konsep yang mereka bawa. Namun saat diperkenalkan, mereka mendapat banyak acungan jempol. Konsep sepak bola berbeda nyatanya justru bikin orang-orang suka.
Tak betul-betul berbeda, sih. Kamu masih akan memainkan sebuah bola di sini. Bola tersebut berukuran raksasa yang mesti kamu sarangkan ke gawang lawan. Kemenangan pun kamu raih lewat hitungan skor.
Kamu mungkin akan sulit membayangkan bagaimana bentuk konkrit game dengan gambaran demikian. Tapi, saran kami, tak usah dipikirkan sebab game ini mengajakmu melupakan semua perspektif sepak bola sungguhan.
Di Rocket League, kamu akan menggila, bersenang-senang, dan sepertinya memang seperti itu tujuannya. Sembari mengendarai mobil berkecepatan tinggi, tugasmu adalah mencetak gol ke gawang lawan dengan cara apapun.
Soal posisi? Tak ada ketentuan khusus. Kamu bisa bertahan sebebas mungkin. Menyerang semaumu. Atau apapun.
Namun, bukan berarti tak ada aturan dalam game ini. Ada batas waktu pada tiap pertandingannya. Ada pula sejumlah mode yang bisa kamu pilih, salah satunya 3 vs 3 yang dapat kamu mainkan secara online.
Bila malas terkoneksi, kamu bisa bermain seorang diri secara offline. Lawannya tentu saja AI. Sedikit yang kami sayangkan, keseruan yang kamu dapat tak akan seintens saat bermain multiplayer.
So, sebaiknya ajak beberapa temanmu untuk bisa merasakan keseruan sesungguhnya.
Terlebih, Rocket League kini tersedia gratis di Epic Games. Kamu juga bisa mendapatkan kupon senilai 10 dolar jika mengklaim game tersebut bulan ini dan bisa digunakan maksimal hingga 1 November 2020.