Una mattina mi sono alzato
O bella ciao, bella ciao, bella ciao, ciao, ciao
Una mattina mi sono azalto
E ho trovato l’invasor
Demikian penggalan lirik lagu berjudul ‘Bella Ciao’. Pada 2017, lagu ini mendadak populer sebab muncul di serial Money Heist. Popularitas tersebut makin menjadi kala terselip di Free Fire dalam sebuah kolaborasi bertajuk Free Fire x Money Heist.
Akan ada perbincangan soal nada yang terdengar enak di telinga. Juga bakal muncul obrolan tentang betapa eksotisnya lirik-lirik dalam bahasa Italia. Tapi di balik semua itu, ada makna politis dan sejarah yang begitu panjang dari lagu tersebut.
Tahunnya adalah sekitar 1922–1945 tatkala fasisme menindas Italia. Dari sanalah muncul berbagai kelompok perlawanan. Orang-orang Italia meyebutnya sebagai partigiano/partigiani atau partisan bila di-bahasa-Indonesia-kan.
Cuma satu yang para partisan inginkan: Mereka punya misi membebaskan Italia sepenuhnya dari fasisme. Bagi mereka, pengorbanan apapun sama sekali tak seberapa, bahkan nyawa mereka sendiri, selagi tujuan tersebut bisa mereka gapai.
Sejarah mencatat bahwa abad ke-19 hingga awal abad ke-20 akrab dengan nyanyian serta puisi penyemangat. Sekitar 1914, tentara Jerman, Hans Leip, menulis puisi saat terpaksa meninggalkan kekasihnya, Lili. Judulnya Das Lied eines jungen Soldaten auf der Wcht (Lagu Prajurit Muda yang Bertugas).
Ada banyak rumor yang beredar terkait puisi itu. Tapi, sebagaimana ditulis Tirto, pada akhirnya ia berujung populer dan menjadi semacam lagu perjuangan para tentara Jerman. Meski begitu, puisi tersebut lebih familier dengan sebutan ‘Lili Marleen’.
Bella Ciao lahir dari kondisi yang tak berbeda jauh. Untuk menyemangati diri, para partisan menciptakan beberapa lagu perjuangan, termasuk Bella Ciao. Dalam bahasa Italia, judul lagu itu bermakna ‘Selamat tinggal, Cantik’.
Kisahnya adalah tentang seseorang yang bergabung dengan partisan untuk menjungkalkan fasisme. Namun, ia mesti meninggalkan sang kekasih. Ia lantas berpesan dengan kalimat getir yang sekaligus jadi bagian lirik lagu Bella Ciao:
“Dan jika Aku mati sebagai partisan, kau harus menguburku di gunung. Di bawah bayangan bunga-bunga yang cantik.”
Sebetulnya ada versi lain terkait sejarah Bella Ciao. Salah satunya yang menyebut bahwa lagu itu sudah muncul sejak abad ke-19. Ia pertama kali dinyanyikan oleh para petani perempuan di Italia yang mendapat upah tak sebanding dengan kerja keras yang mereka lakukan.
Sebagai bentuk perlawanan, para petani itu menciptakan lagu Alla Mattina Appena Alzata (Di suatu pagi, aku terbangun): Bercerita tentang rutinitas menyebalkan serta ketidakadilan yang mereka terima. Pada akhirnya lagu ini populer di Italia.
Masih ada versi lain soal sejarah Bella Ciao tetapi intinya tetap sama: Ini adalah lagu tentang perlawanan. Ia bahkan kerap terdengar di berbagai negara dalam aksi protes masal seperti yang orang-orang Kolombia lakukan tahun lalu, para pendukung kemerdekaan Katalan, hingga demo anti-Brexit.
“Somos la resistencia (kami adalah perlawanan),” begitu kata Profesor di Money Heist, sosok fiksi yang juga punya peran penting dalam kolaborasi Free Fire x Money Heist.