Berdasarkan logika sederhana, semua hal di dunia bakal meningkat jika dilakukan secara terus-menerus.
Seorang penulis akan meningkat kemampuan menulisnya jika sering menulis, dokter gigi akan disebut dokter yang lihai jika sudah mencabut puluhan gigi seseorang, dan penyerang tim sepakbola akan semakin tajam mencetak gol jika intensitas latihannya tinggi.
Bagaimana dengan gamer? Jawabannya bisa saja. Namun, ini bukan perkara mutlak.
Jeff Huang, profesor ilmu komputer di University of Brown, melakukan penelitian bersama beberapa rekannya untuk mencari pemicu meningkatnya skill gaming seseorang. Semua bermula pada 2017, ketika Huang memfokuskan penelitiannya pada ribuan pertandingan game Halo: Reach dan game strategi bernama StarCraft 2.
“Yang hebat dari data-data game adalah sifatnya yang natural. (Data yang tersedia) banyak sekali dan terukur dengan sangat baik. Kami jadi punya kesempatan untuk mengukur pola perilaku gamer dalam waktu yang lama dengan meneliti banyak orang yang tidak mungkin bisa terjadi di lab,” tutur Huang.
Halo adalah game perang dengan pendekatan first-person shooter (FPS). Pada mode Team Slayer, pemain akan menempati sebuah tim, lalu bertempur dengan tim lain selama 10 hingga 15 menit. Siapa yang mencetak kill paling tinggi menjadi pemenangnya.
Huang mengamati tiap-tiap pertandingan itu pada kurun tujuh bulan. Lantaran ada sistem pemeringkatan bernama TrueSkill di sana, prosesnya jadi lebih mudah. TrueSkill berisi data jumlah pertandingan dan tingkat keahlian pemain, yang tiap pertandingannya akan terus berubah.
Yang kemudian Huang temukan pada dasarnya tak berbeda dengan logika sederhana yang kita bahas di awal. Bahwa mereka yang paling banyak bermain tiap pekannya (lebih dari 64) mengalami peningkatan skill paling tinggi.
Meski begitu, tingginya intensitas bermain bukanlah cara efisien untuk meningkatkan skill. Dalam penelitiannya, Huang melihat bahwa dalam 200 pertandingan pertama, mereka yang hanya bermain 8 pertandingan per minggu mengalami peningkatan skill paling tinggi, diikuti oleh mereka yang bermain 8-16 kali.
“Hal ini menunjukkan bahwa jika Anda ingin meningkatkan skill secara efisien, ini bukan tentang sering atau tidaknya Anda bermain game dalam seminggu,” kata Huang.
Huang lantas menekankan pentingnya jeda atau istirahat dalam beberapa hari saat bermain game. Yang perlu diingat, jeda tersebut tak boleh terlampau lama. Jika hanya satu hingga dua hari bukan masalah, sebab kita skill kita tak akan terpengaruh sama sekali.
Sebaliknya, jeda yang terlalu lama terbukti memiliki efek jangka panjang. Jika jeda tersebut mencapai satu bulan, seseorang butuh setidaknya 10 pertandingan sebelum kembali mendapatkan skill gaming mereka.
Bagaimana meningkatkan kemampuan gaming?
Pada game kedua, StarCraft, Huang dan timnya fokus pada kebiasaan para pemain pro dengan pemain biasa. Yang dia temukan, ada perbedaan kebiasaan di antara dua kelompok gamer tersebut: Bahwa para pemain pro kerap menggunakan hotkey tertentu.
StarCraft sendiri adalah game strategi yang cukup kompleks. Tujuan utama kita adalah mengalahkan lawan, tetapi banyak hal lain yang mesti kita lakukan terlebih dahulu. Salah satunya kita mesti mengontrol unit untuk mendirikan sejumlah bangunan.
Dengan kompleksitas seperti itu penggunaan hotkey memang krusial. Dalam penelitiannya, Huang menyebutkan bahwa para pemain yang sudah tergolong pro lebih banyak menggunakan hotkey, berbeda dengan pemain biasa yang justru sering menggunakan mouse.
Tapi penggunaan hotkey bukan cuma tentang fungsi. Ini juga menunjukkan bahwa para pemain berpengalaman memiliki kebiasaan unik yang pada akhirnya mereka lakukan secara konsisten. Karena sudah jadi kebiasaan, ada kemungkinan ini membantu mereka tetap tenang kendati dalam kondisi sulit.
Beberapa di antaranya, kata Huang, bahkan sudah mulai mengotak-atik keyboard seolah sudah bermain. Tampaknya kebiasaan itu juga jadi salah satu cara mereka untuk melakukan pemanasan sebelum bertanding di arena sesungguhnya.
“Saat seseorang mulai duduk di kursi, mereka tampaknya mengambil waktu sejenak, lalu seolah memeragakan apa yang akan mereka lakukan untuk memanaskan diri,” ungkap Huang.
Tentu saja tak semua game membutuhkan hotkey khusus. Oleh karena itu, cara ini hanya efektif untuk beberapa game. Untuk sebagian game lain, pandangan Duffman, head analyst League of Legends untuk Michaela Lintrup bisa kita gunakan.
Duffman menyebut dua hal yang dapat meningkatkan kemampuan gaming-mu. Yang pertama adalah selalu analisis hasil pertandingan. Cara ini efektif untuk mengetahui apakah kamu, misalnya, salah menggunakan item atau berada terlalu jauh dari lawan.
Adapun, cara kedua adalah sesering mungkin bermain dengan lawan-lawan secara random.
“Salah satu hal yang bikin kemampuan pemain kami meningkat adalah karena mereka selalu dipaksa menghadapi lawan dengan kemampuan berbeda dan mengubah cara mereka berkomunikasi,” kata Duffman.
Kita mungkin bakal menganggap bahwa setiap orang punya cara berbeda-beda untuk meningkatkan skill gaming. Namun, tak ada salahnya saran para pakar di sini kamu coba.