Di hadapan Shirley Curry, stereotipe bahwa main game adalah aktivitas bocah terbantah dengan keras. Usianya 84 tahun dan ia masih aktif bermain game. Game favoritnya? The Elder Scrolls V: Skyrim.
Orang-orang menjulukinya sebagai Skyrim Grandma alias si Nenek Skyrim.
Perkenalan Curry dengan game terjadi pada 1996. Waktu itu, salah satu anaknya mengajarinya bermain Civilization II. Tak butuh waktu lama bagi Curry untuk ketagihan.
Siang dan malam, kata Curry, akan dihabiskan untuk memainkan game tersebut. Lagi pula ia sudah pensiun sejak 1991. Banyak sekali waktu luang untuk Curry habiskan.
Namun, siapa sangka bahwa upaya mengisi waktu luang justru mengantarkannya pada babak baru. Dua dekade kemudian, pada 2015 tepatnya, Curry mulai merintis karier sebagai seorang Youtuber gaming.
Kini, ia punya lebih dari 900 ribu subscriber dengan konten yang sebagian besar tentang Skyrim.
Pada tiap videonya Curry akan menjelajahi sederet penjara bawah tanah, menelusuri hutan dan kota, mengoleksi berbagai jenis pedang dan kapak, hingga sekadar membaca semua buku yang ia temui dalam game.
Karena aktivitasnya itu, Curry tak hanya mendapat julukan Skyrim Grandma dari para penggemar tetapi juga membawanya masuk sebagai salah satu karakter non-pemain (NPC) di sekuel Skyrim, The Elder Scrolls VI.
“Semua orang di studio tahu siapa dia. Saya ingin melakukannya dengan benar. Ini bukan cuma membuatnya semirip mungkin, tetapi juga mencakup detail kulit dan ekspresi wajah,” kata Rick Vicens, perwakilan Bethesda.
“Ketika kami berbicara tentang proses dan apa yang akan dilakukan, Shirley benar-benar setuju. Saya sangat antusias untuk melihat tanggapan orang-orang, dan yang terutama Shirley, soal hasil akhirnya.”
Nenek 84 tahun di semesta influencer yang toxic
Seperti David ‘Gadget In’ yang punya sapaan khas (Halo, David di sini…), Shirley Curry si Nenek Skyrim juga punya. Di akhir semua video ia akan berucap “selamat tinggal cucu” kepada para ratusan ribu subscriber-nya.
Curry bilang bahwa penghasilannya dari Youtube cukup layak. Masalahnya, bergelut di ranah internet akan berhadapan dengan khalayak yang amat beragam. Apalagi ia kini Youtuber kondang.
Sebagian audiens mungkin mencintainya. Khusus yang ini, Curry akan berusaha sekuat mungkin untuk memberi respons jika ada yang berkomentar di sejumlah videonya.
Namun, tak semua khalayak seperti itu. Beberapa penonton pernah membuatnya kesal dan stres. Pada pertengahan 2020, Curry bahkan sempat menyatakan berhenti sejenak dari Youtube.
“Tekanan darah saya tidak terkendali. Tingkat stres saya sangat tinggi, dan saya harus mengendalikannya. Beberapa komentar cukup membuat saya stres,” ucap Curry dalam salah satu video yang dia unggah.
Dalam semesta influencer, fenomena ini bukan barang langka. Beberapa influencer terkenal, entah yang statusnya Youtuber ataupun Selebgram, pernah menghentikan aktivasnya untuk beberapa waktu.
Penyebabnya sama: Stres berlebih. Di Indonesia, Youtuber Ria Ricis pernah melakukannya. Bahkan Youtuber paling kondang sejagat, PewDiePie, juga sama sekali tak luput dari stres.
Yang mereka hadapi bukan cuma komentar toxic audiens. Ini juga berkaitan dengan upaya menjalankan jadwal yang super padat. Di sisi lain, algoritma Youtube seolah memaksa para kreatornya mengutamakan kuantitas.
“Para kreator didorong untuk mengejar kuantitas dibanding kualitas agar mereka bisa sukses di YouTube. Ditambah dengan kurangnya kejelasan mengenai konten apa yang sebenarnya akan dipromosikan oleh YouTube dan mana yang akan dimonetisasi, hal tersebut akan berbuntut pada stres yang menimpa para kreator,” tutur ujar Zoe Glatt, peneliti yang mengobservasi etnografi digital pada YouTuber.
PewDiePie sempat berencana istirahat karena stres yang dia alami. Namun, algoritma Youtube membuatnya selalu berpikir dua kali.
“Jika kamu istirahat, angkamu akan jatuh,” ujarnya, dilansir Guardian.
Curry mesti berhadapan dengan semua kondisi itu. Di usia yang sudah masuk kategori senja, jelas ini bukan perkara gampang. Masalah kesehatan bisa saja datang tanpa aba-aba. Ia bahkan pernah pingsan beberapa kali.
Tapi saat dokter menyarankannya berhenti total, ia menolak. Namun tak seperti PewDiePie, ia bukan takut penontonnya turun. Shirley Curry hanya khawatir jika kelak berhenti, ia tak punya tempat untuk berbicara soal game lagi.