Siapa yang tidak mengenal Kazuki Ito?
Saat Winning Eleven dan PES masih jaya-jayanya, nama tersebut jadi obrolan di mana-mana. Ia adalah wasit fiksi yang muncul di game sepak bola bikinan Konami itu.
Pada game ini, Ito jadi populer karena ‘kedermawanan’ yang kerap ia tunjukkan saat memimpin pertandingan.
Kazuki Ito disebut dermawan karena sering meniup peluit tanda pelanggaran. Saat tak sengaja menyenggol lawan sedikit, peluit sang wasit sudah berbunyi.
Kalau beneran pelanggaran, sih, wajar. Masalahnya, Kazuki Ito sering menyatakan pelanggaran pada insiden yang sebetulnya bukan pelanggaran.
Istilah sepak bolanya tuh ‘wasit kontroversial’.
Selain itu, Kazuki Ito juga terbilang gampang memberikan kartu merah, bahkan pada pelanggaran yang sifatnya sangat remeh.
Ini belum bicara soal keputusan aneh lainnya seperti saat memberi penalti meski pelanggarannya di luar kotak 16, hingga mengesahkan gol yang sebetulnya offside. Hadeh.
Nah, belum lama ini, kami melakukan wawancara singkat dengan wasit bgst kontroversial tersebut. Karena ia wasit fiksi, tentu saja wawancara yang kami lakukan juga fiksi. Alias imajiner, Bung dan Nona sekalian. Seperti apa wawancaranya? Simak di sini.
Halo, Ito. Gimana kabarnya?
Sehat bersahaja Allahu akbar.
Kayaknya sebagian besar pembaca udah tahu gimana kisah Mas Ito. Tapi, boleh dong ceritain ulang dengan bahasa khas Mas Ito sendiri. Boleh dong, boleh ya?
Hmmm, banyak mau ya! Oke, kalau mau diinget-inget, saya pertama kali muncul di PES 6. Game ini rilis gak lama jelang Piala Dunia 2006 di Jerman.
Saya, sih, sebetulnya wasit yang b aja. Tapi, tim developer malah minta saya buat jadi wasit yang luar biasa.
Nah, saya enggak nyangka kalau luar biasa yang mereka maksud adalah jadi wasit yang kontroversial.
Pokoknya saya didesain sedemikian rupa supaya sering ngasih keputusan aneh. Salah satu yang paling populer, ya, yang sering ngasih kartu sembarangan itu.
Berarti enggak suka jadi wasit kontroversial?
Awalnya begitu. Pasti. Tapi lama-kelamaan seru juga. Apalagi saya jadi banyak job (sering dipilih buat mimpin pertandingan PES) karena status tersebut.
Lumayan. Banyak yang ngatain? Enggak masalah, yang penting cuan buosssss. Hari gini yang penting duit.
Saking populernya saya nih ya, orang-orang tetep inget sama saya sampe sekarang. Buktinya lihat aja pas ada laga-laga yang banjir kartu merah kayak PSG vs Marseille tahun lalu.
Tiap ada laga begitu, orang-orang akan merespons dengan: Ini wasitnya pasti Kazuki Ito di PES 6. Seneng saya.
Banyak yang beranggapan sampean enggak pernah bawa kartu kuning. Beneran?
Hahahaha. Enggak gitu juga Ngab. Saya memang didesain supaya sering ngasih kartu merah, tetapi bukan berarti enggak bawa kartu kuning.
Saya tetep bawa kok, cuma memang saya simpen di saku yang paling dalam biar ngambilnya agak susah. Hahahahaha.
Masih soal kontroversi, kabarnya pengembang terinspirasi sama Pierluigi Collina saat bikin sampean, apakah itu benar?
Engga ah. Collina kan terkenal karena kejam, bukan kontroversial kayak saya. Yang bikin saya juga udah jelasin kalau sebenernya saya bukan gambaran wasit namapun di dunia nyata. Apalagi sebagai penjelmaan Collina, sama sekali bukan. Bukan banget.
Tapi sebagai karakter fiksi, tentu saya punya begron story dong. Nah, developer saya pernah cerita kalau saya itu adalah wasit kelahiran Okinawa pada 1967.
Tadinya saya pemain sepak bola yang gagal. Akibatnya, saya pensiun muda dan beralih profesi jadi wasit.
Hmmm oke kalau gitu. Anyway, gimana tanggapan sampean terhadap sepak bola zaman sekarang?
Ribet! Banyak banget pernik teknologinya. Goal Line Technology-lah, VAR-lah, macem-macem. Di zaman saya enggak ada yang begitu.
Tapi banyak hal positifnya juga, salah satunya meminimalisir keberadaan wasit-wasit macam saya ini. Makanya saya ga mungkin bisa survive sebagai wasit kekinian.
Kalaupun bisa kerja jadi wasit lagi, saya tetep mau jadi wasit di PES. Udah paling aman itu. Istilahnya saya tinggal mejeng aja karena semua keputusan yang saya ambil di sana udah didesain berdasarkan AI yang dibikin sama pengembang. Santuy! Enak!
Bentar, bukannya PES udah ga ada?
Hah?
Iya. Sebenernya masih ada tetapi sekarang ganti nama jadi eFootball. Enggak cuma itu, konsep gamenya juga berubah jadi free-to-play, enggak kayak dulu lagi.
Aduh seriusan?
Bener. Ada komentar?
Pasti developer punya pertimbangan khusus, sih. Tapi kalau dalam pandangan saya, ini bukan hal baik karena kesannya kayak ganti identitas secara keseluruhan. Apalagi pas yang kamu bilang kalau konsepnya bakal jadi free-to-play.
Mungkin mereka udah nyerah kali ya bersaing sama FIFA? Sampe-sampe ganti nama dan strategi gitu. Entahlah, yang jelas kabar ini bikin saya sedih.
Hmmm, kayaknya stop dulu deh wawancaranya. Saya enggak tahan pengin nangis sambil mengenang masa-masa jaya saya dulu sebagai wasit PES.
***
Main game makin seru dengan top up voucher game termurah di itemku. Temukan berbagai voucher game terlengkap dan pengiriman cepat semudah menggerakkan jari tanganmu. Yuk, top up sekarang!